JAKARTA (Lampungpro.com): Serangan Umum 1 Maret 1949 di Jogjakarta, berhasil memberikan kepercayaan pada dunia internasional. Di sinilah pentingnya melihat peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 lebih mendalam. Perjuangan itu bukan semata pembuktian kekuatan militer Indonesia, tetapi mendukung perjuangan diplomasi di PBB, ujar Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) A. Mohammad Fachir usai menerima kunjungan Rektor Universitas Mercu Buana (UMB) Arissetyanto Nugroho mewakili panitia Peringatan 68 Tahun Serangan Umum di kantor Kementerian Luar Negeri, Senin (28/2/2017).

Wamenlu ini menambahkan upaya diplomasi sesungguhnya selalu butuh kerjasama yang erat dalam membangun persepsi publik. Makanya Serangan Umum 1 Maret itu harus dipahami sebagai bagian upaya diplomasi pada tingkat operasional. Fakta tersebut menujukkan diplomasi perlu kerjasama solid antara yang berada di meja perundingan dan medan pertempuran. Hasilnya terbukti Indonesia semakin kuat di mata dunia setelah peristiwa 1 Maret 1949, kata Fachir pria yang pernah menjabat sebagai Duta Besar RI di Republik Arab Mesir itu.

Wamenlu menilai perguruan tinggi berkewajiban menghidupkan kembali semangat para pejuang itu. Melalui berbagai kegiatan pendidikan, seperti Peringatan 68 Tahun Serangan Umum 1 Maret 1949 yang diprakarsai Universitas Mercu Buana. Dia mendukung upaya menanamkan nilai-nilai kesejarahan bangsa tersebut. Melalui upaya itulah nilai-nilai perjuangan bangsa bisa dipahami generasi muda.

Menurut Arissetyanto Nugroho peringatan 68 tahun Serangan Umum 1 Maret menjadi rangkaian kegiatan tahunan bagi sivitas UMB. Rektor UMB menilai perlu secara rutin melakukan kajian akademik terhadap berbagai peristiwa sejarah Indonesia. Hampir banyak generasi muda yang lupa terhadap perisitwa 1 Maret 1949 itu. Padahal tersimpan arti sejarah penting yang perlu diketahui generasi muda Indonesia, kata Arissetyanto.(PRO1)