Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Yayasan WWF Indonesia Gelar Seminar dan Pameran Teknologi Budidaya Perikanan di Dipasena Tulang Bawang
Lampungpro.co, 20-Sep-2024

Febri 197

Share

Yayasan WWF Saat Gelar Seminar di Dipasena Tulang Bawang | Lampungpro.co

RAWAJITU TIMUR (Lampungpro.co): Yayasan World Water Forum (WWF) Indonesia, dengan dukungan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia, menyelenggarakan seminar budidaya dan pameran teknologi dalam rangkaian kegiatan AgResults Indonesia Aquaculture Challenge Project, Kamis (19/9/2024).

Acara yang berlangsung di Gedung Serba Guna (GSG) P3UW Lampung itu, bertujuan untuk memperkuat sektor budidaya perikanan melalui solusi teknologi bagi pembudidaya skala kecil.

Koordinator acara, Nur Ahyani mengatakan, kegiatan tersebut turut menyediakan platform bagi para kompetitor untuk mempresentasikan teknologi dan layanan yang dapat diadopsi oleh pembudidaya.

"Harapannya dari kegiatan tersebut, produktivitas dan pendapatan pembudidaya skala kecil dapat meningkat melalui teknologi ini," kata Nur Ahyani.

Sementara itu, Ketua Perhimpunan Petambak Pembudidaya Udang Wilayah (P3UW) Lampung, Suratman mengungkapkan, pihaknya menyambut baik kegiatan yang diselenggarakan oleh WWF Indonesia ini, sebab kawasan pertambakan Dipasena memiliki potensi besar yang masih dapat dimaksimalkan.

"Semoga seminar dan pameran teknologi budidaya ini, kedepannya dapat memberikan pencerahan bagi peserta dan bisa diimplementasikan untuk meningkatkan budidaya udang," ungkap Suratman.

Dalam paparan seminar bertema "Peranan Teknologi Pengelolaan Kualitas Air dan Penyakit untuk Peningkatan Produksi Budidaya Udang," yang disampaikan oleh Sekretaris Jendral Forum Udang Indonesia (FUI), Coco Kokarkin Soetrisno, turut memaparkan berbagai permasalahan, solusi, dan peluang dalam budidaya udang.

Selain itu, ia juga menyoroti tingginya angka kematian udang akibat penyakit seperti Enterocytozoon hepatopenaei (EHP) dan Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease (AHPND).

Coco menyarankan, agar para petambak menggunakan bibit udang yang tahan penyakit sebagai solusi, serta pemanfaatan sistem tokolan (Gelondong) untuk mengatasi masalah tersebut.

Menurutnya, sistem tersebut juga dapat menjadi peluang bisnis baru bagi para petambak. Ia juga menekankan pentingnya pembudidaya beradaptasi terhadap teknologi dalam proses budidaya.

"Teknologi terus berkembang, tetapi belum tentu semua mau menerimanya karena merasa nyaman dengan cara lama. Oleh karena itu, harapannya P3UW dan para petambak Dipasena dapat terbuka terhadap inovasi dan teknologi budidaya," ujar Coco.

Acara tersebut, turut dihadiri lebih dari 100 petambak anggota P3UW Lampung yang mengikuti seminar dengan penuh antusiasme. Selain seminar, delapan kompetitor juga hadir untuk menawarkan berbagai alat, teknologi, dan pendampingan teknis budidaya guna membantu petambak mencegah, serta m engurangi risiko gagal panen. (***)

Editor : Febri Arianto
Laporan : Nafian Faiz

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Arinal Djunaidi Manusia Penuh Keberuntungan, Akankah Menang...

Pasalnya, menurut catatan Nyonya Lee tak pernah dua kali...

22211


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved