RAWAJITU TIMUR (Lampungpro.co): Yayasan WWF Indonesia, dengan dukungan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia, menyelenggarakan seminar budidaya dan pameran teknologi dalam rangkaian kegiatan AgResults Indonesia Aquaculture Challenge Project, Kamis (19/9/2024).
Acara yang berlangsung di Gedung Serba Guna (GSG) P3UW Lampung itu, bertujuan untuk memperkuat sektor budidaya perikanan melalui solusi teknologi bagi pembudidaya skala kecil.
Koordinator acara, Nur Ahyani mengatakan, kegiatan tersebut turut menyediakan platform bagi para kompetitor untuk mempresentasikan teknologi dan layanan yang dapat diadopsi oleh pembudidaya.
"Harapannya dari kegiatan tersebut, produktivitas dan pendapatan pembudidaya skala kecil dapat meningkat melalui teknologi ini," kata Nur Ahyani.
Sementara itu, Ketua Perhimpunan Petambak Pembudidaya Udang Wilayah (P3UW) Lampung, Suratman mengungkapkan, pihaknya menyambut baik kegiatan yang diselenggarakan oleh WWF Indonesia ini, sebab kawasan pertambakan Dipasena memiliki potensi besar yang masih dapat dimaksimalkan.
"Semoga seminar dan pameran teknologi budidaya ini, kedepannya dapat memberikan pencerahan bagi peserta dan bisa diimplementasikan untuk meningkatkan budidaya udang," ungkap Suratman.
Dalam paparan seminar bertema "Peranan Teknologi Pengelolaan Kualitas Air dan Penyakit untuk Peningkatan Produksi Budidaya Udang," yang disampaikan oleh Sekretaris Jendral Forum Udang Indonesia (FUI), Coco Kokarkin Soetrisno, turut memaparkan berbagai permasalahan, solusi, dan peluang dalam budidaya udang.
Selain itu, ia juga menyoroti tingginya angka kematian udang akibat penyakit seperti Enterocytozoon hepatopenaei (EHP) dan Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease (AHPND).
Coco menyarankan, agar para petambak menggunakan bibit udang yang tahan penyakit sebagai solusi, serta pemanfaatan sistem tokolan (Gelondong) untuk mengatasi masalah tersebut.
Menurutnya, sistem tersebut juga dapat menjadi peluang bisnis baru bagi para petambak. Ia juga menekankan pentingnya pembudidaya beradaptasi terhadap teknologi dalam proses budidaya.
"Teknologi terus berkembang, tetapi belum tentu semua mau menerimanya karena merasa nyaman dengan cara lama. Oleh karena itu, harapannya P3UW dan para petambak Dipasena dapat terbuka terhadap inovasi dan teknologi budidaya," ujar Coco.
Acara tersebut, turut dihadiri lebih dari 100 petambak anggota P3UW Lampung yang mengikuti seminar dengan penuh antusiasme. Selain seminar, delapan kompetitor juga hadir untuk menawarkan berbagai alat, teknologi, dan pendampingan teknis budidaya guna membantu petambak mencegah, serta m engurangi risiko gagal panen. (***)
Editor : Febri Arianto
Laporan : Nafian Faiz
Berikan Komentar
Sebagai salah satu warga Bandar Lampung yang jadi korban...
4147
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia