Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

47 Orang Rimba Jambi Terserang Penyakit Campak
Lampungpro.co, 24-Feb-2017

Lukman Hakim 1381

Share

JAMBI (Lampungpro.com): Sebanyak 47 orang Rimba Kelompok Terap di kawasan hutan Kabupaten Batanghari dan Kelompok Sepintun di Kabupaten Sarolangun, Jambi, positif terserang penyakit campak. Sebanyak 26 orang di antaranya masih dalam perawatan medis.

"Mereka tersebar di Rumah Sakit Haji Abdul Madjid Batoe Muarabulian sebanyak 17 pasien, di Rumah Sakit Chatib Quswain Sarolangun sebanyak delapan pasien, dan di Rumah Sakit Raden Mattaher satu pasien," kata Fasilitator Kesehatan Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) WARSI, Rusli di Jambi, Jumat (24/2/2017). 

Rusli mengatakan Warsi terus mengupayakan pengobatan dengan mengevakuasi yang sakit ke rumah sakit untuk penanganan yang lebih lanjut. Sementara, yang di dalam hutan jika masih ada yang demam diupayakan pengobatan dulu. "Jika tidak ada kemajuan kita upayakan untuk dibawa keluar menuju rumah sakit," kata dia.

Menurutnya, kondisi orang Rimba saat ini cukup memprihatinkan sejak serangan wabah campak awal bulan ini. Kondisi cuaca yang kerap hujan, menyebabkan akses dan mobilitas orang Rimba lumayan sulit untuk menuju ke rumah sakit. "Campak merupakan penyakit yang menakutkan bagi orang Rimba karena ini mewabah, bisa menular ke anggota kelompok dengan sangat cepat," kata dia.

Bahkan, lanjut Rusli, jika tidak ditangani dengan baik maka bisa berakibat kematian. Untungnya sekarang kesadaran orang Rimba untuk berobat medis sudah lumayan baik, sehingga mau dibawa ke rumah sakit. Hanya saja yang menjadi kendala adalah biaya hidup keluarga yang turut menunggu orang Rimba selama dirawat. 

"Kalau ada satu anggota keluarga yang sakit biasanya akan ada dua sampai tiga orang yang ikut, jika di rawat selama satu minggu saja, butuh biaya yang sangat besar untuk mereka selama di luar," kata dia.

Sementara itu, Antropolog WARSI Robert Aritonang menyebutkan, orang Rimba merupakan kelompok masyarakat yang paling rentan dengan segala perubahan lingkungan. Dengan pola hidup semi nomadik dan kondisi cuaca serta sumber pasokan pangan yang tidak menentu, menyebabkan orang Rimba sangat rawan terkena penyakit. Dengan pola hidup berkelompok maka penularan penyakit juga berlangsung sangat cepat. "Inilah yang menyebabkan orang Rimba bisa sakit dalam jumlah banyak dan memerlukan bantuan medis dari kita semua," kata Robert. (*/ANT/PRO2)

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Lampung Dipimpin Mirza-Jihan: Selamat Bertugas, "Mulai dari...

Dukungan dan legacy yang besar, juga mengandung makna tanggung...

19169


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved