Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Ada 153 Desa Rawan Bencana, Program Pengurangan Risiko di Lampung Selatan Diperpanjang Hingga 2027
Lampungpro.co, 19-Jun-2025

Amiruddin Sormin 266

Share

Pemembukaan Lokakarya Sosialisasi SPRINT II di Aula Krakatau, Rabu (18/6/2025). LAMPUNGPRO.CO

KALIANDA (Lampungpro.co): Kabupaten Lampung Selatan kembali mendapat perpanjangan program pengurangan risiko bencana berbasis komunitas Strengthening Partnership for Community Resilience in Indonesia and Timor Leste II (SPRINT II) hingga Januari 2027. Perpanjangan ini menjadi angin segar bagi daerah yang memiliki tingkat kerentanan tinggi terhadap bencana.

Pelaksana Harian Sekretaris Bappeda Lampung Selatan, Andi Nurizal, mengungkapkan bahwa dari total 256 desa dan empat kelurahan, sebanyak 153 wilayah tercatat berada di zona rawan bencana. Kondisi ini menuntut perhatian serius semua pihak untuk membangun ketangguhan masyarakat secara berkelanjutan.

“Ini bukan sekadar potensi, tapi kenyataan yang harus kita hadapi bersama. SPRINT II jadi program strategis yang terbukti mampu membangun kapasitas warga dalam menghadapi bencana,” tegas Andi saat membuka Lokakarya Sosialisasi SPRINT II di Aula Krakatau, Rabu (18/6/2025).

SPRINT II sebelumnya telah berjalan di Kecamatan Canti dan Rajabasa sejak Desember 2023 hingga Maret 2025. Program ini berlanjut selama 20 bulan ke depan, mulai Juni 2025 hingga Januari 2027. Dengan pendekatan komunitas, program ini terbukti berhasil mendorong kesadaran, keterampilan, dan respon cepat warga menghadapi bencana.

Nanang Priana, Project Manager Mitra Tangguh Paluma Nusantara, menyebut fase kedua bukan sekadar kelanjutan, tetapi penyempurnaan dengan cakupan yang lebih luas.

“Perpanjangan ini adalah rekomendasi langsung dari konsultan karena fase sebelumnya menunjukkan hasil konkret di lapangan. Kita tidak hanya melanjutkan, tapi memperkuat budaya sadar bencana di masyarakat,” jelas Nanang.

Tim Paluma yang dikenal kecil secara personel, tetap konsisten mendampingi warga di akar rumput. Mereka mendorong karakter tangguh dengan pelibatan aktif komunitas sejak tahap perencanaan hingga simulasi kebencanaan.

Andi Nurizal mengajak seluruh perangkat daerah hingga pemerintah desa untuk terlibat aktif dalam program ini. “Semua unsur harus bergerak. Jika kita tidak membangun ketangguhan dari sekarang, kita hanya menunggu bencana berikutnya datang tanpa persiapan,” tegasnya. (***)

Editor Amiruddin Sormin Laporan Hendra

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Bandar Lampung 343 Tahun, Transportasi Umum Mati...

Bandar Lampung tak kekurangan dana, tapi mungkin kekurangan visi....

1556


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved