Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Asupan Nutrisi Lengkap Tingkatkan Daya Saing SDM Indonesia
Lampungpro.co, 16-Sep-2023

Sandy 68857

Share

Kegiatan Genbestid di Pringsewu | Lampungpro.co/Ist

PRINGSEWU (Lampungpro.co) : Sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang berkualitas menjadi kunci penggerak Indonesia, termasuk dalam hal ekonomi. Diprediksi di tahun 2030 mendatang, Indonesia akan menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia. 

Namun, masih ada tantangan tersendiri dalam pembangunan SDM karena masih rendahnya daya saing dibandingkan dengan negara-negara lain.

Ini tentu menjadi keprihatinan kita bersama, artinya kalau peringkat daya saingnya masih rendah maka potensi Indonesia untuk menuju bangsa yang besar ini akan mengalami hambatan, ujar Plt. Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kemenkominfo, Nursodik Gunarjo dalam kegiatan diseminasi informasi dan edukasi percepatan penurunan prevalensi stunting bertajuk Genbest Talk Lengkapi Nutrisi Bikin Generasi Stunting Free di Kabupaten Pringsewu, Jumat (15/9/2023).

Berdasarkan laporan Business World, peringkat daya saing dari SDM Indonesia berada di ranking 45 dari 67 negara. Jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia, peringkat Indonesia ini masih terpaut jauh.

Oleh karena itu, menurut Nursodik, untuk menghadirkan SDM Indonesia yang kuat antara lain bergantung pada bagaimana anak-anak mengasup gizi ketika kecil. Pasalnya, gizi dan pangan tentu akan berpengaruh pada kecerdasan dan produktivitas kerja SDM Indonesia.

Namun saat ini Indonesia masih mengalami permasalahan dalam hal gizi karena masih memiliki sebuah problematika bersama yang namanya stunting. Ini yang saya kira dampaknya akan sangat luar biasa terhadap kualitas SDM kita, tambahnya.

Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak berusia di bawah lima tahun (balita), akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang pada periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) terhitung sejak janin hingga anak berusia 2 tahun. Angka prevalensi stunting di Indonesia berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2022 masih tergolong tinggi di angka 21,6 persen. Adapun Presiden Joko Widodo telah menargetkan angka stunting turun menjadi 14 persen di tahun 2024.

Dengan tingkat stunting yang masih tinggi di Indonesia, bukan hanya keluarga yang terkena dampaknya, tetapi negara juga. Saat generasi mendatang terkena stunting, maka mereka kelak tidak akan dapat berkompetisi dengan masyarakat global, ujar Nursodik. 

1 2 3

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Geger Ijazah Palsu, Rismon Hasiholan Sianipar, dan...

Andai ada 10 saja media dan jurnalis yang menjadi...

1034


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved