BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.com): Bandara Radin Inten II yang bersiap menjadi Bandara Internasional perlu membenahi fasilitas kargo.��Menurut Kepala Bidang Hukum, Pemerintahan, Kelembagaan, dan Humas Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekpres, Pos dan Logistik (Asperindo) Lampung, Supriyatna, Bandara Radin Inten II belum memiliki fasilitas kargo yang layak untuk ukuran bandara internasional. "Masih banyak yang perlu dibenahi, terutama penanganan kargo," kata Supriyatna, saat ditemui Lampungpro.com, Senin (5/6/2017) malam.

Supriyatna menjelaskan kargo yang ada di Bandara Radin Inten II belum terakomodir dengan baik. Untuk kelas internasional, kargo harus memiliki penanganan khusus. "Bea Cukai, BNN, x-ray, harus dipisahkan manajemennya dengan kargo."

Kargo pesawat bandara internasional arus distribusi harus cepat. Dari pesawat menuju gudang penyimpanan atau sebaliknya harus dilakukan dengan mekanisme yang baik. "Bandara Radin Inten II belum bisa," kata Supriyatna.

Mekanisme sortir dalam kargo masih menggunakan sistem manual yang sumber daya manusia pun sangat terbatas. Pengawasan dalam arus distribusi pun masih terbilang minim. "Juga masih berbelit, birokrasi banget," ujar dia.

Untuk kendala, dia menjelaskan ada di dua sisi, yaitu manusia dan alat. Alat yang belum memadahi dan manusia sebagai pekerja masih terbilang sedikit. "Butuh proses lama agar bisa settle," kata Supriyatna.

Bandara Radin Inten II, kata Supriyatna juga belum memiliki tempat karantina hewan dan tumbuhan. Karantina hewan di Lampung masih menginduk di Pelabuhan Panjang. "Kalau mau jadi Bandara Internasional harus ada semua."

Dia berharap pemerintah segera melakukan koordinasi yang melibatkan semua stakeholder bandara. Untuk membangun bandara internasional tentu membutuhkan banyak bantuan dari berbagai pihak. Dia berharap Bandara Radin Inten II sebagai bandara internasional tidak hanya klaim, tetapi juga fasilitas yang sesuai. (EZAL/PRO2)