BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.co): Ajeng Dwi Pangestu, mahasiswi Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung (UIN RIL), berbagi cerita inspiratif tentang hobinya dalam merajut kini berkembang menjadi bisnis yang dapat diandalkan.
Berasal dari Jambi, Ajeng Dwi Pangestu mengaku mengisi waktu luangnya dengan merajut dan menemukan peluang usaha dari hobinya tersebut, yang sejak kecil sudah tertarik dengan karya seni.
"Saat SD, saya sudah mulai mencoba membuat dan menjual karya seni. Kecintaan terhadap merajut sendiri muncul saat saya SMP, setelah mengikuti ekstrakurikuler merajut," kata Ajeng Dwi Pangestu saat ditemui Lampungpro.co, Kamis (3/10/2024).
Menurutnya, selama masa pandemi Covid-19, Ajeng mulai merajut secara serius dengan belajar secara otodidak, melalui video tutorial yang ada di YouTube.
Mulanya, Ajeng hanya merajut untuk mengisi waktu luang, tetapi setelah mengunggah hasil karyanya di media sosial seperti WhatsApp dan Instagram, ia mendapat respon positif dari teman-temannya.
"Setelah itu, saya terpikir untuk menjadikan ini sebagai bisnis, seperti saat saya SD dulu menjual karya seni. Beberapa produk rajutan ada gantungan kunci, boneka hewan lucu, bunga-bunga, dan karakter anime," ujar Ajeng.
Dalam sebulan, Ajeng bisa memperoleh penghasilan antara Rp100 ribu hingga Rp200 ribu, dengan mayoritas pembeli adalah teman-teman kampusnya, serta beberapa pelanggan dari kampus lain yang didapat dari rekomendasi temannya.
Meski bisnisnya masih dalam tahap perintisan, Ajeng mengungkapkan rasa syukurnya karena hasil dari rajutan ini bisa menambah uang saku kuliah. Ruang lingkupnya memang masih kecil, tetapi ia masih terus merintis dan mengembangkan bisnisnya.
Ajeng juga membagikan kesan dan harapannya dalam menjalani bisnis ini, yang menurutnya merajut bisa memberikan rasa senang dan kepuasan tersendiri, terutama ketika melihat hasil karya yang indah.
Ia merasa bangga dan senang ketika orang lain menghargai dan menggunakan hasil rajutan saya. Namun di sisi lain, berbisnis juga menantang, karena ia harus belajar memanajemen waktu, ketekunan, dan memahami kebutuhan pasar. (***)
Editor : Febri Arianto
Reportase : Azizi (Mahasiswa Magang UIN Lampung)
Berikan Komentar
Sebagai salah satu warga Bandar Lampung yang jadi korban...
4117
Lampung Selatan
1252
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia