Tim Gabungan Saat Evakuasi Harimau di Pekon Rawas Pesisir Barat | Ist/Lampungpro.co

KRUI (Lampungpro.co): Tim gabungan berhasil mengevakuasi seekor Harimau Sumatera, yang sebelumnya berhasil ditangkap setelah masuk ke kandang jebak yang dipasang di Pekon Rawas, Pesisir Tengah, Pesisir Barat.

Harimau tersebut, berhasil dievakuasi tim pada Selasa (18/2/2025) siang, setelah dilakukan pemeriksaan kesehatan selama kurang lebih 1 jam, oleh tim dokter dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).

Harimau Sumatera tersebut, dievakusi dengan digotong tim gabungan dibantu warga, lalu dibawa menggunakan kendaraan khusus untuk mengangkut harimau beserta kandangnya.

Harimau tersebut lalu dibawa ke Resort Sukaraja, untuk pemeriksaan lebih lanjut di Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) di Tanggamus. Tempat tersebut, dinilai aman untuk merawat hewan buas yang selama beberapa bulan ini meneror warga.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, harimau tersebut berjenis kelamin betina dengan panjang mencapai 2,3 meter. Tim gabungan sepakat mengevakuasi harimau tersebut demi keselamatan dan kesejahteraannya.

Kemudian dari hasil pemeriksaan awal, kondisi harimau secara keseluruhan sehat, namun ditemukan beberapa luka akibat benturan saat memberontak di dalam kandang jebak.

SEBELUMNYA : Masuk Kandang Jebak, Seekor Harimau Sumatera Berhasil Ditangkap Tim Gabungan di Pekon Rawas Pesisir Barat

Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pesisir Barat Hermansyah mengatakan, evakuasi harimau berjalan lancar.

"Harimau dalam keadaan sehat, sudah diperiksa oleh tim kesehatan dari BKSDA, saat ini binatang buas itu sudah dievakuasi," kata Hermansyah dalam keterangannya.

Meskipun harimau sudah tertangkap, namun masyarakat tetap terus berhati-hati dan waspada, serta membatasi aktivitas di daerah lokasi yang dipasang kandang jebak lainnya.

Kemudian Kapolres Pesisir Barat Alsyahendra juga mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga kelestarian hewan-hewan liar yang dilindungi, karena semua satwa liar tersebut saling berkaitan dalam rantai makanan di dalam hutan. (***)

Editor : Febri Arianto