BANDUNG (Lampungpro.com): Penyebaran radikalisme negatif di wilayah kampus sudah sangat memprihatinkan. Bahkan mahasiswa baru menjadi tempat yang sangat subur dalam penyebaran paham tersebut. Hal itu dikarenakan banyaknya dosen-dosen yang juga terpapar radikalisme, sehingga ketika mereka menjadi mentor, malah membawa anak didiknya ke paham negatif tersebut. Radikalisme disini adalah radikalisme bersifat negatif yang mengusung takfiri, intoleransi, dan anti NKRI.
Demikian diungkapkan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol Suhardi Alius saat memberikan kuliah umum di Institut teknologi Nasional, Bandung, Minggu (26/8/2018).
Ia mengatakan mahasiswa baru sangat rentan terhadap penyebaran paham radikal negatif. Olehnya itu, harus selalu berhati-hati dalam memilih mentor, terutama dengan dosen. Jika para mahasiswa merasa mentor (dosen) sudah tidak lagi sesuai dengan aturan, maka laporkan.
Suhardi menegaskan, universitas memegang peran penting terhadap para mahasiswa. Melalui rektor bertanggung jawab dengan apa yang terjadi di lingkungan kampus. Sehingga jika terjadi hal yang tidak diinginkan, dalam hal ini menyebarnya radikalisme dan terorisme, maka rektor patut disalahkan.
Menurut Suhardi, masuknya mahasiswa baru ke suatu universitas, maka dimulai pulalah usaha perektrutan oleh kelompok radikal terorisme, dimana upaya perekrutan tidak hanya terjadi di universitas negeri tapi juga swasta.
Ia juga menyayangkan tergerusnya jiwa kebangsaan dan nasionalisme pada anak muda jaman sekarang. Dengan globalisasi, masyarakat memang menjadi lebih kritis dan logis, sehingga mengurangi menggunakan hati. Namun dirinya berharap, akal tidak selalunya dipakai sebab hati juga bisa digunakan jika berbicara kebangsaan.
Suhardi menambahkan, saat ini dibutuhkannya persiapan yang matang untuk para mahasiswa baru dalam mengarungi dunianya kedepan. Sebab begitu besarnya tantangan global, memungkinkan para mahasiswa baru harus memilki pondasi kuat dan matang.
Untuk itu, para mahasiswa harus menjadi orang yang professional, dengan dua syarat yakni knowledge dan skill. Selain itu, dibutuhkan akhlak dan moral.�"Bayangkan orang pintar tapi tak bermoral," kata dia. (***/PRO3)
Berikan Komentar
Sebagai salah satu warga Bandar Lampung yang jadi korban...
4138
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia