BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.com): Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang menggelar seminar kesehatan bertema stunting, di Aula Poltekkes, Minggu (2/12/2018). Seminar ini sebagai langkah membekali calon bidan dalam pencegahan kurang gizi (stunting).

Seminar yang dihadiri sekitar 250 mahasiswa kebidanan itu, menghadirkan dua pembicara. Keduanya dari RSUD Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung, yakni ahli gizi dokter Tutik Ernawati, Sp. GK dan spesialis anak dokter Ferry Mulyadi, Sp. A. Sedangkan peserta, selain dari Poltekkes Tanjungkarang juga dari Akademi Kebidanan Panca Bakti, Stikes Muhamadiyah Pringsewu, Stikes Aisyah Pringsewu, Akademi Kebidanan Malahayati, dan Prodi Kebidanan Poltekkes Metro.

Menurut Kepala Program Studi (Prodi) Sarjana Terapan Bidan, Yeyen Putriana, seminar ini penting bagi mahasiswa karena menjadi salah satu ujung tombak pelayanan kesehatan. "Mereka harus dibekali pengetahuan stunting sejak dini agar dapat mengedukasi masyakat bahaya gizi buruk, terutama di perdesaan," kata Yeyen Putriana.

Menurut Yeyen, titik krusial anak berada pada 1.000 hari pertama kehidupan. Di masa-masa ini, bidan harus dapat mengontrol berat badan dan gizi anak bersama orang tua. "Terutama dalam pemberian ASI eksklusif dan makanan bergizi," kata Yeyen.

Menurut Tutik Ernawati, stunting bisa dicegah dengan cara memberi asupan dan mencegah infeksi sejak awal. Usia paling krusial yakni di bawah usia dua tahun. "Jangan sampai terlambat intervensi. Faktor lingkungan dan pemerintah sangat penting dalam pencegahan," kata Tutik.

Berdasarkan angka Pemantauan Status Gizi (PSG) pada 2017, persentase stunting di Bandar Lampung, misalnya, di usia 0-59 bulan sebesar 33,4% dan usia 0-23 bulan sebesar 23,8%. Ini menunjukkan daerah perkotaaan bukan jaminan bebas stunting. "Jadi, ini persoalan lingkungan, sehingga peran bidan amat diperlukan untuk pencegahan stunting," kata Tutik. (PRO1)