Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Demo Mahasiswa di Lampung Kondusif, Gubernur Mirza Sebut Contoh Kedewasaan dan Soliditas Berdemokrasi
Lampungpro.co, 01-Sep-2025

Febri 2975

Share

Gubernur Lampung dan Kapolda Lampung Saat Temui Massa Aksi Aliansi Lampung Melawan | Lampungpro.co/Dok Kominfo

BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.co): Gubernur Lampung dan Kapolda Lampung menganggap, aksi yang dilakukan ribuan mahasiswa dan masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Lampung Melawan, menjadi contoh kedewasaan dan soliditas demokrasi.

Hal tersebut, lantaran ribuan mahasiswa dari berbagai kampus dan juga masyarakat dari berbagai di Lampung, menyampaikan aspirasi kepada pemerintah daerah dan wakil rakyat dengan kondusif, tertib, aman dan damai.

Mereka menyuarakan tuntutan tanpa menimbulkan kericuhan maupun kerusakan fasilitas publik. Situasi kondusif tersebut mendapat apresiasi dari berbagai pihak, termasuk Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung dan aparat keamanan.

Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal, yang turun langsung menemui para pengunjuk rasa, menyampaikan rasa bangga atas cara mahasiswa dan masyarakat Lampung, dalam menyampaikan pendapat dengan penuh tanggung jawab.

"Kami melihat semangat anak-anak muda Lampung luar biasa, karena mereka menyuarakan aspirasi secara damai dan penuh kesadaran. Sesuai amanah konstitusi, pemerintah wajib menjaga dan melindungi hak masyarakat untuk bersuara, semua ini kami terima dan akan diteruskan kepada pemerintah pusat," kata Rahmat Mirzani Djausal usia menemui massa aksi di halaman Kantor DPRD Lampung, Senin (1/9/2025).

Di bawah terik matahari, Gubernur Lampung mendengarkan satu persatu keluhan yang disampaikan perwakilan mahasiswa, buruh, hingga pengemudi ojek online. Dialog berlangsung terbuka dengan suasana yang relatif kondusif.

Gubernur Lampung pun, menerima secara langsung sepuluh poin tuntutan yang disuarakan massa. Tidak hanya menerima, Gubernur Lampung bahkan membacakan sendiri tuntutan itu di hadapan ribuan demonstran, yang sontak memicu sorak-sorai dukungan dari peserta aksi.

Dalam tuntutan yang dibacakan, massa mendesak pemerintah pusat segera mengesahkan Undang-Undang Perampasan Aset, memangkas gaji dan tunjangan anggota DPR, serta menaikkan gaji dan kualitas kerja dosen maupun guru.

Mereka juga meminta Presiden Prabowo mencopot menteri-menteri yang dianggap problematik. Selain itu, massa mendesak reformasi total Polri, mengadili pelaku pembunuhan Affan Kurniawan, serta mengevaluasi kinerja Polda Lampung.

Tuntutan lain adalah penolakan terhadap RKUHAP, kebijakan efisiensi di sektor pendidikan dan kesehatan, serta penghentian penggunaan pajak rakyat untuk menindas masyarakat.

Salah satu poin penting juga menyoal reforma agraria, dimana massa menuntut pemerintah membebaskan lahan untuk petani, khususnya di Lampung, agar hak agraria lebih berkeadilan.

Gubernur juga menegaskan, seluruh tuntutan tersebut akan dikawal hingga ke pemerintah pusat, dan langkah ini bukan hanya sekadar simbolis, tetapi bentuk komitmen agar aspirasi rakyat Lampung tak berhenti di Gerbang DPRD Lampung.

"Ini luar biasa, karena kami melihat semangat gelora anak muda di Lampung, juga masyarakat, Ojol, dan elemen lainnya, mereka bersatu menyuarakan hati nurani. Sesuai amanat konstitusi, pemerintah provinsi harus menjaga dan melindungi hak-hak mereka untuk bersuara," tegas Rahmat Mirzani Djausal.

Menurut Gubernur, Lampung berbeda dari tempat lain di Indonesia, di mana Lampung damai, tenteram, dan penuh dengan harapan. Gubernur pun berdoa, setelah ini Lampung tetap tertib, aman, kondusif, dan akan menjadi alasan bagi Lampung untuk menjadi lebih baik ke depan.

Aksi damai ini, turut menunjukkan pola baru komunikasi antara pemerintah daerah dan masyarakat, di mana sikap Gubernur Lampung yang turun langsung menemui massa dinilai dapat meredakan ketegangan dan membuka ruang dialog lebih luas.

Sementara bagi masyarakat Lampung, komitmen tersebut turut menjadi langkah awal untuk memastikan aspirasi mereka dapat menjadi bagian penting dalam arah kebijakan nasional.

Bagi mahasiswa, momentum tersebut menjadi pembuktian aspirasi bisa disuarakan tanpa harus berhadapan dengan kekerasan. Sementara bagi aparat dan Forkopimda Lampung, aksi kali ini menjadi bukti pendekatan persuasif lebih efektif ketimbang represif.

Aksi berakhir menjelang sore, di mana massa perlahan membubarkan diri setelah pernyataan sikap dibacakan dan aspirasi diterima. Hujan deras yang mengguyur Bandar Lampung sesaat, kemudian seakan menutup demonstrasi dengan tanda kesejukan.

Peristiwa ini juga menegaskan Lampung mampu menjadi teladan nasional, ketika ruang demokrasi dijaga bersama, maka suara rakyat dapat tersampaikan tanpa harus mengorbankan ketertiban. (***)

Editor : Febri Arianto

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya

Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved