Satres Narkoba Polres Lampung Utara Saat Ekspos Meninggalnya Bandar Sabu Diduga Over Dosis | Lampungpro.co/Humas Polres

"Kami sudah menawarkan autopsi dengan biaya kami tanggung, namun keluarga menolak dengan alasan masih berduka. Untuk informasi korban meninggal karena disetrum, saya tegaskan itu tidak benar," tegas Made Indra.

Made menegaskan itu, karena ada bukti hasil rekam medis dari Rumah Sakit Ryacudu, pelaku R ini mengalami kejang-kejang, penurunan tingkat kesadaran, kaku klonik, meracau, hingga mulut mengeluarkan busa. Sedangkan untuk mengetahui penyebab kematiannya, pihak rumah sakit mengatakan harus dilakukan autopsi.

"Kemudian beredar kabar tentang terjadi penganiayaan, saya tegaskan lagi dan bertanggung jawab bahwa itu tidak ada. Hal itu dibuktikan, karena pelaku R langsung kami serahkan ke piket Satuan Tahti, dengan kondisi tidak ada luka sama sekali," jelas Made Indra.

Kemudian Tim Penyidik Satres Narkoba Polres Lampung Utara mendapat informasi baru, dari salah satu tahanan satu kamar dengan pelaku R. Diketahui bahwa pelaku R ini bercerita (ke para tahanan lainnya sekamar dengan R) polisi hanya mendapat barang bukti plastik klip, timbangan digital, bong, dan Ponsel, sedangkan narkobanya ditelan pelaku R karena takut ketahuan.

Hal itu berdasarkan pengakuan dari salah satu tahanan yang sudah diperiksa, ditanyakan oleh napi tahanan di dalam, berapa banyak ditelah. Namun dijawab pelaku R kurang lebih 2 Gram yang ditelan.

Untuk informasi tidak ada pengawalan petugas saat di rumah sakit, Made Indra juga membantau bahwa itu tidak benar. Sebab pihak keluarga tahu bahwa pelaku R ini meninggal dunia di rumah sakit justru informasi Tim Penyidik Polres Lampung Utara.

Kemudian pihak rumah sakit tidak mengetahui dengan keluarga pelaku R, termasuk foto-foto dan video ambulans, karena itu dari anggota Polres Lampung Utara yang merekamnya. Selanjutnya Polres Lampung Utara berharap, keluarga pelaku R bersedia untuk autopsi, supaya jelas dan lebih pasti mengetahui kondisi sebenarnya. (***)