Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Doktor di Usia 25, Putra Pringsewu Abdul Mutolib Targetkan Profesor Muda
Lampungpro.co, 08-Sep-2017

Amiruddin Sormin 3246

Share

BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.com): Semasa hidup, Pariyem ibunya, melarang Abdul Mutolib kuliah di luar negeri karena khawatir tidak kembali ke Indonesia. Sang Ibu trauma karena kakak perempuan Abdul menjadi tenaga kerja wanita di Timur Tengah sejak 1999 dan tidak kembali hingga kini.

Itu sebabnya Abdul memilik kuliah di dalam negeri meski diterima di Program Studi Sociology and Management of Natural Resources di Tomsk Polytechnic University, Rusia, melalui beasiswa Pemerintah Russia dan di Kongju National University, Korea Selatan. Dia memutuskan mengambil Program Program Pendidikan Menuju Doktor Sarjana Unggul (PMDSU) PMDSU karena tidak diizinkan ibunya untuk melanjutkan studi di luar negeri.

Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat, kemudian mencatat Abdul Mutolib, sebagai wisudawan S3 termuda. Abdul Mutolib, warga Desa Enggal Rejo, Kecamatan Adiluwih, Pringsewu, menjadi doktor termuda di usia 25 tahun lima bulan 18 hari. Dia diwisuda di Gedung Auditorium Unand, Limau Manis, Padang, 25 Agustus 2017. "Ini belum berhenti, saya ingin jadi profesor muda," kata Abdul Mutolib, kepada Lampungpro.com, Kamis (7/9/2017).

Lahir dan tumbuh dari keluarga petani sederhana, Abdul Mutolib lahir di Desa Enggalrejo, Kecamatan Adiluwih, Pringsewu, pada 25 Januari 1992. Anak kelima dari tujuh bersaudara pasangan Abu Darin dan Pariyem ini, dikenal cerdas dan mudah bergauk sejak kecil.

"Prestasi akademiknya sangat menonjol. IPK-nya selalu tinggi. Dia emang ulet, gigih, dan bersemangat. Namun tidak sombong. Sosoknya ramah dan mudah bergaul," kata Tri Sujarwo, rekannya sewaktu kuliah di Universitas Lampung.

Pendidikan dasar dia tempuh di Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Sabilut Taufiq Enggalrejo dan lulus pada 2003. Pendidikannya berlanjut di SMP Negeri 2 Adiluwih Pringsewu lulus 2006, dan SMA Negeri 1 Adiluwih lulus 2009. Dia diterima di Universitas Lampung (Unila) melalui jalur SNMPTN di Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian.

Pada Februari 2013 menyelesaikan pendidikan sarjana di Fakultas Pertanian dengan dengan masa studi 3.49 (tercepat di angkatan 2009) dan menjadi wisudawan terbaik kedua di Fakultas Pertanian. Selama kuliah, Abdul aktif dalam Organisasi kemahasiswaan tingkat Fakultas dan Universitas (FOSI Fakultas Pertanian, BEM Unila, DPM Unila dan UKM Penelitian).

Dia sempat jadi asisten dosen Fakultas Pertanian, Universitas Lampung (2010- 2013). Selain akademik dan organisasi kemahasiswaan kampus, Abdul mengikuti beberapa kompetisi penulisan ilmiah baik di tingkat regional maupun nasional.

Abdul adalah satu dari 57 mahasiswa lulusan fresh graduate dari jenjang sarjana yang memperoleh PMDSU Batch 1 diselenggarakan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Program PMDSU memfasilitasi lulusan fresh graduate dari jenjang sarjana untuk menempuh pendidikan S2 dan S3 dalam waktu empat tahun.

BACA JUGA: Usia 25, Doktor Pertanian Termuda Universitas Andalas ini Warga Lampung

"Meskipun demikan, proses penyelesaian program PMDSU tidak mudah. Mahasiswa diwajibkan mempublikasikan setidaknya dua artikel pada jurnal internasonal terindeks scopus atau ISI Web of Science. Jurnal internasional bukanlah hal yang mudah dilalui, bahkan banyak dosen yang terganjal menjadi meraih guru besar akibat belum memiliki artikel pada jurnal internasional. Syarat wajib seorang dosen menjadi guru besar adalah memiliki setidaknya satu jurnal internasional terindeks scopus," kata Abdul Mutolib.

Pemuda lajang yang hobi membaca dan travelling ini mengaku masih terikat mengajar dan kontrak dengan Kemeristek Dikti. Soal kembali ke Lampung, Abdul secara diplomatis mengatakan, "Saya memperoleh beasiswa percepatan doktor dari Kemristek Dikti. Ada kewajiban untuk mengajar menjadi dosen. Sehingga harus siap ditempatkan dimana saja,"

Setelah lulus, penerima PMDSU memang wajib mengabdi menjadi dosen sesuai syarat Kemristek Dikti. Pemerintah mengharapkan program PMDSU dapat mengurangi kekurangan dosen bergelar doktor agar dapat bersaing di dunia internasional. Alumnus PMDSU diharapkan mampu berprestasi dan menjadi motor penggerak dalam memenuhi kebutuhan sumber daya doktor yang berkualitas.

Itu sebabnya, hingga kini, Abdul belum memiliki rencana kembali ke Lampung atau mengabdi sebagai dosen di wilayah lain. Dia masih menunggu arahan dari Kemristek Dikti tentang skema pengabdian yang harus dijalani alumnus PMDSU. (PRO1)

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Pilgub Lampung, Peruntungan Arinal Djunaidi Berhenti di...

Saya yakin kekalahan Arinal bersama 10 bupati/walikota di Lampung...

1749


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved