BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.co) : Politeknik Negeri Lampung (Polinela), melalui Program Studi Produksi Tanaman Perkebunan, mengadakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di Desa Wiyono, Kabupaten Pesawaran. Kegiatan ini berfokus pada Kelompok Wanita Tani (KWT) Mentari sebagai bagian dari implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi yang melibatkan pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat.
Program PKM kali ini mengusung tema “Sosialisasi dan Pelatihan Pembuatan Pestisida Nabati dari Daun Sirsak, Pepaya, dan Sirih”. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan alternatif bagi para petani kakao dalam menghadapi masalah hama dan penyakit tanaman dengan menggunakan bahan-bahan alami yang lebih ekonomis dan ramah lingkungan.
Dalam pelaksanaan kegiatan ini, Polinela melibatkan sejumlah dosen yang berperan sebagai tim pengabdian masyarakat. Tim ini dipimpin oleh Ovy Erfandari, S.P., M.Si., dengan anggota tim lainnya yang terdiri dari Ir. Hamdani, M.Si., Sri Nurmayanti, S.P., M.Si., Maisuri Hardani, S.Pd., M.Pd., Reza Wahyuni, S.Pd., M.Pd., dan Upy Raudotul Jannah, S.Pd., M.Pd., serta mahasiswa Program Studi Produksi Tanaman Perkebunan.
Ovy Erfandari, ketua tim PKM Polinela, menjelaskan bahwa Desa Wiyono memiliki potensi besar dalam produksi kakao. Desa ini bahkan dikenal sebagai "Desa Kakao" karena menjadi salah satu daerah penghasil kakao terbesar di Lampung.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, para petani di Desa Wiyono menghadapi tantangan besar dalam meningkatkan produksi kakao akibat serangan hama dan penyakit.
"Petani kakao di Desa Wiyono mengalami kesulitan untuk meningkatkan produksi buah kakao karena masalah hama dan penyakit. Masalah ini memerlukan penanganan serius agar produksi kakao dapat kembali meningkat," ujar Ovy Erfandari dalam rilis resminya kepada Lampungpro.co, Senin (26/8/2024).
Ovy menambahkan, penggunaan pestisida kimia secara berlebihan oleh petani dapat menimbulkan dampak negatif terhadap tanaman kakao dan lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, tim PKM Polinela menawarkan solusi alternatif dengan memperkenalkan pestisida nabati yang terbuat dari daun sirsak, pepaya, dan sirih. Bahan-bahan ini mudah didapat di sekitar lingkungan petani dan memiliki sifat yang lebih ramah lingkungan serta ekonomis.
"Melalui pelatihan ini, petani diajarkan cara membuat pestisida nabati menggunakan bahan-bahan alami seperti daun sirsak, pepaya, dan sirih. Harapannya, petani dapat memproduksi sendiri pestisida ini dan menggunakannya untuk mengatasi masalah hama dan penyakit pada tanaman kakao," jelas Ovy.
Kegiatan ini tidak hanya memberikan pengetahuan baru kepada para petani tentang pembuatan pestisida nabati, tetapi juga mendorong praktik pertanian yang lebih berkelanjutan. Dengan memanfaatkan bahan-bahan alami yang ada di sekitar, para petani diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia dan meningkatkan kualitas serta kuantitas hasil produksi kakao mereka.
Setelah mengikuti pelatihan ini, petani di Desa Wiyono diharapkan mampu mempraktikkan pembuatan dan penggunaan pestisida nabati secara mandiri. Langkah ini diharapkan dapat menjadi solusi jangka panjang untuk menjaga kelestarian lingkungan dan keberlanjutan produksi kakao di desa tersebut. (***)
Berikan Komentar
Saya yakin kekalahan Arinal bersama 10 bupati/walikota di Lampung...
1217
Lampung Selatan
3815
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia