BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.co) : Tim peneliti dosen Politeknik Negeri Lampung (Polinela) Program Studi (Prodi) Hortikultura menguji mengenai efektivitas "BIOSAKA" pada tanaman jagung manis. Dosen yang terlibat Desty Aulia Putrantri, S.P., M.P. sebagai Ketua yang beranggotakan Reza Zulfahmi, S.P., M.P., Ailsa Azalia, S.T.P., M.T.P., dan beberapa mahasiswa Prodi Hortikultura.�
Terdapat banyak kendala dalam budidaya jagung manis, salah satunya adalah rendahnya kesuburan tanah dan mahalnya harga pupuk kimia sintetik. Padahal, pertumbuhan dan produksi jagung manis sangat responsif terhadap pemupukan.�
Selain itu, kata Desty, petani kesulitan memperoleh pupuk terutama pupuk bersubsidi. "Sehingga, petani diharuskan membeli pupuk non subsidi yang harganya lebih mahal. Hal ini disebabkan karena pemerintah mengeluarkan kebijakan baru dalam penyaluran pupuk bersubsidi," kata Desty, pada Kamis (7/12/2023).
Pada pertengahan tahun 2022, lanjutnya, Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Pertanian Republik Indonesia telah melakukan pembaharuan kebijakan perihal alokasi pupuk bersubsidi. Kebijakan tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 10 Tahun 2022� tentang Tata Cara Penetapan Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian.�
"Dengan adanya Permentan Nomor 10 Tahun 2022 mengakibatkan para petani yang membudidayakan tanaman dengan komoditas yang tidak termasuk dalam permenpan tersebut tidak memperoleh alokasi pupuk bersubsidi. Padahal, kebutuhan pupuk petani di Indonesia cukup tinggi dan harga pupuk non-subsidi sangatlah mahal," ujar Desty.�
Salah satu upaya, terang Desty, yang dapat dilakukan untuk menekan dosis penggunaan pupuk kimia sintetik yaitu dengan menggunakan Biosaka. "Biosaka mampu mengurangi penggunaan pupuk dan pestisida kimia sebesar 50% - 90% dan meningkatkan jumlah produksi," terangnya.�
Kemudian, dalam penelitian ini menghasilkan bahwa aplikasi BIOSAKA mampu menurunkan dosis penggunaan pupuk kimia sintetik dan kombinasi aplikasi BIOSAKA dengan pemupukan NPK Mutiara dosis 150 kg/ha menghasilkan produksi yang setara dengan penggunaan pupuk NPK Mutiara dosis 300 kg/ha. (***)�
Sumber : Rilis Humas Polinela
Berikan Komentar
Sebagai salah satu warga Bandar Lampung yang jadi korban...
4059
Bandar Lampung
2126
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia