Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Dosen Polinela Teliti Kulit Udang dan Singkong Jadi Kemasan Makanan yang Ramah Lingkungan
Lampungpro.co, 14-Aug-2024

Sandy 172

Share

Foto hasil Penelitian edible film antimikroba dari limbah kulit udang dan pati kulit singkong | LAMPUNGPRO.CO/Ist

BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.co) : Dalam upaya mengurangi limbah dan menciptakan kemasan makanan yang lebih berkelanjutan, telah banyak inovasi baru diciptakan salah satunya adalah pembuatan edible film. Limbah kulit udang dan kulit singkong, yang selama ini sering dianggap sebagai sampah, ternyata memiliki potensi besar untuk diolah menjadi edible film atau kemasan makanan yang dapat dimakan.

Tim peneliti dari Politeknik Negeri Lampung (Polinela) yang dipimpin oleh Tiara Kurnia Khoerunnisa, ST., MTP, bersama dengan Liana Verdini, S.TP., M.Si dan Giffary Pramafisi Soeherman, ST., MTP, dan dua mahasiswa lainnya, telah berhasil mengembangkan edible film antimikroba dari limbah kulit udang dan pati kulit singkong.

Dalam penelitiannya, tim melakukan serangkaian eksperimen untuk menguji sifat-sifat fisik, kimia, dan antimikroba dari edible film tersebut. "Kami melihat potensi besar dari limbah kulit udang dan kulit singkong yang selama ini sering terbuang percuma," ujar Tiara Kurnia, ketua tim peneliti, dalam rilisnya Rabu (14/8/2024).

Dengan mengolahnya, lanjut Tiara, menjadi edible film, tidak hanya mengurangi limbah, tetapi juga menciptakan alternatif kemasan yang lebih ramah lingkungan. Edible film adalah lapisan tipis yang terbuat dari bahan alami, seperti pati, protein, atau polisakarida, yang dapat melapisi permukaan makanan.

Keunggulan edible film dibandingkan kemasan plastik konvensional adalah ramah lingkungan, biodegradable, dan dapat memberikan nilai tambah pada makanan, seperti memperpanjang masa simpan.

Edible film hasil penelitiannya ini memiliki sifat antimikroba yang dapat memperpanjang masa simpan makanan. Selain itu, penggunaan limbah kulit udang dan pati kulit singkong sebagai bahan baku membuat kemasan ini ramah lingkungan dan dapat terurai secara alami.

Inovasi ini diharapkan dapat menjadi solusi alternatif bagi permasalahan sampah plastik yang semakin mengkhawatirkan. Dengan menggunakan kemasan makanan yang dapat dimakan, kita tidak hanya mengurangi produksi sampah, tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan. (**)

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Pilgub Lampung, Peruntungan Arinal Djunaidi Berhenti di...

Saya yakin kekalahan Arinal bersama 10 bupati/walikota di Lampung...

1244


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved