BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.com): Gubernur Lampung M Ridho Ficardo mengakui Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Lampung masih rendah. Untuk itu, dia berupaya meningkatkan dengan melakukan terobosan pembangunan di Lampung, terutama di bidang kesehatan dan pendidikan.
Saat ini, kata Ridho, pihaknya sedang mengembangkan pembangunan Bandara Radin Inten II. Dibantu pemerintah pusat, saat ini, juga dibangun jalan tol dari Lampung Selatan sampai Mesuji. Semua pembangunan itu muaranya untuk kesejahteraan masyarakat Lampung. Tahun ini, bahkan kami menargetkan Bandara Radin Inten II sudah menjadi embarkasi haji dan ke depan menjadi bandara internasional, kata Ridho, Sabtu (25/2/2017).
Hal itu dikatakan Ridho, saat menyampaikan sambutan pada peresmian dan penandatanganan parasasti ruang pelayanana Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dan monumen Dr. H Abdul Moeloek, di RSUDAM Lampung. Dengan majunya pembangunan di Lampung, kita berharap investasi juga meningkat dan semakin membuka peluang kerja. Sehingga, banyak pilihan profesi anak-anak muda Lampung. Jangan sampai orang mengenal profesi lain hanya begal, canda Ridho.
Dengan investasi masuk banyak, maka uang yang masuk ke Lampung juga meningkat. Sehingga, orang pinter juga di Lampung banyak. Kita harus menjadi tuan rumah di daerah kita, jangan hanya menjadi tuan tanah. Kalau hanya jadi tuan tanah, tanah dijual, kita tidak bisa menjadi tuan rumah, kata dia.
Untuk pembangunan bidang kesehatan, kata Ridho, pihaknya meminta bantuan menteri kesehatan. Karena, tidak mungkin pendidikan bisa berjalan dengan baik, kalau anak-anak kita tidak memiliki kesehatan dan gizi yang baik, kata gubernur termuda di Indonesia itu.
Sementara, Menteri Kesehatan Nila Djuwita Moeloek mengatakan Lampung adalah pintu gerbang Sumatera. Sehingga, pemerintah pusat membangun jalan Tol Trans Sumatera dengan Lampung sebagai pintu gerbangnya. Apalagi, saat ini, sedang dibangun Bandara radin Inten II menuju bandara internasional. Kita harus menyiapkan SDM dari sekarang. Salah satunya adalah pembangunan pusat pelayanan seperti rumah sakit. Karena, tanpa kesehatan pembangunan pendidikan memang tidak akan tercapai, kata dia.
Saat ini, kata Nila, Presiden RI Joko Widodo memang sudah mencanangkan pemberian makanan tambahan. Tapi, itu bukan satu-satunya solusi meningkatkan gizi masyarakat. Terlebih, saat ini, memang terjadi disparitas kebutuhan gizi antara Indonesia bagian Barat dan Indonesia bagian Timur. Misalnya, kata dia, di Atambua dan Malaka yang IPM-nya juga masih tertinggal. Bahkan, instanting masih di bawah 50 persen.
Yaitu, berat badan, tinggi, dan perkembangan atau kemampuan otak tak seimbang. Hal ini bukan hanya kekurangan gizi dan pangan, tapi juga ketidaktahuan pola asuh orangtua terhadap kebutuhan gizi anak. Di Atambua, 70 persen ibu tidak memberikan air susu ekslusif. Padahal, ASI ekslusif sangat penting dalam 1.000 hari pertama perkembangan otak anak, kata guru besar bidang kedokteran itu. (PRO2)
Berikan Komentar
Dukungan dan legacy yang besar, juga mengandung makna tanggung...
17962
Lampung Selatan
6566
Lampung Tengah
3863
Gerbang Sumatera
3388
Lampung Utara
3371
Lampung Tengah
3368
245
07-Apr-2025
314
07-Apr-2025
380
07-Apr-2025
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia