Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Harga Terus Naik, Broker di Lampung Setop Ambil Ayam Potong dari Peternak
Lampungpro.co, 13-Jan-2022

Amiruddin Sormin 1442

Share

Broker di Lampung mogok ambil ayam potong di peternak, Kamis (13/1/2022). [Suaralampung.id/Ahmad Amri]

BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.co): Broker Lampung Comunity (BLC) menggelar aksi mogok atau setop mengambil ayam dari para peternak atau perusahaan ayam. Mereka melakukan aksi mogok karena harga ayam potong terus naik setiap harinya. Penasehat BLC, Nanot mengatakan, mereka menggelar aksi mogok karena harga ayam terus naik dari pihak perusahaan atau peternak ayam. 


"Harga ayam naik terus setiap hari dan setiap hari dalam seminggu ini harga ayam naik terus. Jadi pedagang ayam menjerit dan broker juga menjerit," kata Nanot, kepada Suara.com (jaringan media Lampungpro.co), Kamis (13/1/2022). 

Dia menjelaskan, para BLC memilih mogok atau tidak berjualan karena harga jual ayam potong dari peternak mahal harganya sehingga mereka tidak bisa berjualan ke para pedagang ayam potong di pasaran. "Dalam minggu ini, harga ayam naik terus, per hari naik lima ratus rupiah dan harga ayam di pasaran tiga puluh satu ribu," jelasnya. 

Dia menambahkan, jika tidak harga ayam tidak turun maka mereka akan menggelar aksi damai lebih besar lagi. Mereka meminta kepada instansi terkait di Provinsi Lampung untuk menurunkan harga ayam berdasarkan keluhan dari para broker. 

"Kami para broker tetap mengharapkan yang terbaik supaya kita juga bisa berjualan lagi. Seperti temen-temen sopir, kernet, jika tidak bekerja penghasilan mereka enggak ada. Kepada para pihak terkait ambil langkah supaya harga ayam secepatnya turun, "ujarnya.

Sementara itu, Erpan seorang sopir mobil angkut ayam mengatakan dia ikut aksi mogok karena harga ayam mahal."Iya ada untung dan ada ruginya juga sih, seperti kita sopir hanya dibayar harian kalau kerja dapat uang kalau enggak ya enggak dapat uang. Harga ayam mahal, bos juga enggak ambil ayam, " ujarnya. (***)

Editor: Amiruddin Sormin, Kontributor: Ahmad Amri

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Tugu Biawak Wonosobo dan Mannaken Pis Belgia,...

Pariwisata memang butuh ikon, tapi tak harus menimbulkan keriuhan...

717


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved