BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.co): Hari Kesehatan Mental Sedunia yang diperingati tiap 10 Oktober di seluruh dunia merupakan upaya membangun kesadaran akan pentingnya kesehatan mental kepada masyarakat umum. Peringatan ini juga bertujuan untuk memberikan edukasi kesehatan mental kepada masyarakat melawan stigma sosial. Tahun ini bertema "Mental health care for all: let's make it a reality".
Menurut Octa Reni Setiawati, M.Psi., Psikolog Kepala Program Studi Psikologi Universitas Malahayati, ada beberapa tips agara jiwa menjadi sehat, diantaranya, memiliki kematangan emosional yang baik, adanya Kemampuan menerima realitas atau kemampuan menerima kenyataan. "Dapat hidup bersama dan bekerjasama dengan orang lain, dan memiliki filsafat atau pandangan hidup," kata Octa, Minggu (10/10/2021).
Sedangkan ciri-ciri jiwa yang tidak sehat yakni, merasa sedih berkepanjangan. Kadang tanpa sebab yang jelas, mati rasa atau tak peduli dengan lingkungan sekitar. Merasa lelah yang signifikan, tidak berenergi, dan mengalami masalah tidur, sering marah berlebihan dan sangat sensitif, merasa putus asa dan tak berdaya. Kemudian, sering merasa bingung, khawatir atau takut.
"Memiliki pengalaman buruk yang tidak bisa dilupakan. Mengalami delusi, paranoia, atau halusinasi juga merasa sulit untuk berkonsentrasi. Ada juga yang merasa takut atau khawatir berlebihan, atau dihantui perasaan bersalah. Perubahan suasana hati yang drastis, cenderung menarik diri dari lingkungan sosial, tidak mampu mengatasi stres atau masalah sehari-hari, dan memiliki pikiran untuk bunuh diri," kata dia.
Octa menjelaskan jiwa menjadi tidak sehat disebabkan oleh faktor biologi antara lain, keturunan/genetik, masa dalam kandungan, proses persalinan, nutrisi, riwayat trauma kepala, dan adanya gangguan anatomi dan fisiologi saraf. Faktor psikologis yang berperan terhadap timbulnya gangguan jiwa antara lain, interaksi dengan orang lain, intelegensia, konsep diri, keterampilan, kreativitas, dan tingkat perkembangan emosional.
"Lainya karena faktor sosial yang berpengaruh yaitu stabilitas keluarga, pola asuh orang tua, adat dan budaya, agama, tingkat ekonomi, nilai dan kepercayaan tertentu. Peningkatan kualitas hidup sehingga kita bisa jauh lebih sehat secara mental merupakan terapi yang lebih baik. Jika kita sudah mengalami gangguan mental maka memang perlu mendapatkan penanganan sampai dengan diberikannya konseling atau psikoterapi atau bahkan dengan mendapatkan medikasi atau pengobatan," kata dia.
Selain itu, melakukan aktivitas fisik, meningkatkan interaksi sosial, memiliki kegiatan lain yang menyenangkan, mengelola stress dengan baik, dan istirahat cukup. "Jika merasa tekanan yang berat maka meminta bantuan orang lain atau profesional," kata Octa. (***)
Editor: Amiruddin Sormin
Berikan Komentar
Saya yakin kekalahan Arinal bersama 10 bupati/walikota di Lampung...
1286
Lampung Selatan
3982
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia