Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Heboh Tsunami, Ratusan Rumah Hancur, Dua Tewas di Lampung Selatan
Lampungpro.co, 23-Dec-2018

Amiruddin Sormin 5530

Share

BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.com): Warga pesisir Lampung seperti Lampung Selatan, Pesawaran, Tanggamus, dan Pesisir Barat, sejak Sabtu (22/12/2018) malam dihebohkan isu tsunami akibat naiknya air laut ke permukaan. Informasi yang dihimpun Lampungpro.com dari berbagai sumber menyebutkan dua warga meninggal akibat hantaman gelombang itu di Lampung Selatan.

"Baru ketahuan ternyata ada dua korban meninggal," kata Encep dari Yayasan Generasi Peduli Lampung. Lampungpro.com masih mengonfirmasi identitas dan korban meninggal ini ke berbagai pihak, karena situasi di lapangan hingga kini masih dilanda kepanikan. 

SIMAK JUGA: Catat, 20-22 Desember Cuaca Lampung Ekstrim, Waspadai Banjir dan Longsor

Isu tsunami yang cepat menyebar melalui sosial media membuat warga panik dan mengungsi ke dataran yang lebih tinggi. Warga di sekitar Teluk Kiluan, Tanggamus, misalnya, sebagian besar bergerak ke dataran tinggi. Warga di sekitar Pulau Pahawang, Pesawaran juga mengungsi ke gunung.

Akibat hantaman gelombang laut itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lampung Selatan, Minggu (23/12/2018) pukul 04.00 pagi ini mencatat, gelombang pasang itu menghantam beberapa kecamatan dan desa sepanjang Pantai Desa Kunjir hingga Canti Kecamatan Rajabasa. Kemudian, Pantai Laguna, Pesisir, Bom, dan kawasan wisata Merak belantung. Ombak menghantam rumah, bangunan, dan mobil rusak berat. Selain itu cottage di sejumlah kawasan wisata hancur serta rusak berat.

BACA JUGA: Jika Gempa dan Tsunami, Lampung Lebih Dahsyat dari Palu dan Donggala

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Radin Inten Lampung menyatakan pasang laut tersebut bukan karena tsunami. BMKG menyebutkan, fenomena alam yang terjadi, Sabtu (22/12/2018) pukul 22:00 terjadi akibat kenaikan air laut hingga mencapai pemukiman rumah warga. Berdasarkan data perkiraan pasang surut air laut dari Dishidros, pasang maksimum air laut terjadi pada pukul 18.00-19.00 WIB dengan tinggi hingga 1,5 meter.

Mobil rusak berat akibat hantaman gelombang laut di Kalianda Lampung Selatan, Sabtu (22/12/2018) malam. LAMPUNGPRO.COM
 

BMKG menegaskan fenomena pasang surut maksimum ini disebabkan siklus astronomi tahunan biasa. "Artinya ini adalah gejala normal, sehingg masyarakat tidak perlu khawatir terjadi tsunami. Berdasarkan pantauan peralatan kami tidak tercatat adanya gempa di sekitar Provinsi Lampung sebagai salah satu faktor pemicu tsunami," kata prakirawan BMKG Radin Inten Lampung.

BMKG menghimbau masyarakat di sekitar pesisir pantai tetap waspada dan tenang. Bila akan terjadi tsunami atau ada gempa sebagai institusi resmi pemerintah, BMKG akan memberikan warning dan informasi lebih lanjut. (PRO1)

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Sepak Bola, Cara Hebat Pemimpin Menghibur Rakyat

Boleh saja menghujat kita dijajah Belanda selama 350 tahun....

239


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved