Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Hoaks Dibungkus Ayat dan Hadist, ini Penjelasan Prof Azyumardi Azra
Lampungpro.co, 15-Nov-2017

Lukman Hakim 1018

Share

JAKARTA (Lampungpro.com): Guru Besar Sejarah dan Peradaban Islam Fakultas Adab UIN Syarif Hidayatullah Prof. Azyumardi Azra mengatakan hoaks dan adu domba bisa menghancurkan peradaban.
"Terlebih jika adu domba tersebut kemudian dibungkus menggunakan ayat dan hadits untuk melakukan pembenaran atas apa yang dilakukan," kata Azyumardi, di Jakarta, Selasa (14/11/2017).

Untuk itu, kata peraih gelar The Commander of the Order of British Empire dari Ratu Elizabeth II itu, hoaks dan adu domba harus ditangkal. Untuk berita adu domba, kata dia, seperti dilansir Antara, yang dibungkus dengan ayat ataupun hadits, Azyumardi menyarankan agar masyarakat tidak langsung percaya dan meminta penjelasan kepada kiai atau ulama.

"Kiai Haji Nazaruddin Umar (Imam Besar Masjid Istiqlal), K.H. Said Aqil Siroj (Ketua Umum PBNU), ataupun kiai-kiai kampung merupakan kiai yang mempunyai kedalaman ilmu agama dan merekalah yang mempunyai otoritas terkait penafsiran suatu ayat maupun hadits," kata Azyumardi.

Berita hoaks dan adu domba yang dapat memecah belah antarperorangan, antarkelompok, institusi bahkan antara masyarakat dengan pemerintah menyebar luas ke masyarakat seiring dengan kemajuan teknologi informasi.

Untuk itu, kata Azyumardi, masyarakat harus dapat mengenali berita hoaks dan berita adu domba. Biasanya, berita palsu tidak pernah ada di media arus utama dan yang diberitakan adalah hal yang tidak masuk akal, baik itu terhadap pejabat, lembaga, maupun institusi tertentu.

"Saya kira kita semua yang memegang gadget harus hati-hati, kalau ada berita yang ganjil jangan serta merta diviralkan karena akan merusak karena itulah yang diharapkan oleh yang membuat berita adu domba tersebut," kata dia.

Pada bagian lain, Azyumardi mengatakan untuk menangkal munculnya radikalisme harus dimulai dari keluarga, terutama dalam memberikan pengertian untuk saling menghormati perbedaan agama, budaya, dan suku. "Itu yang harus ditumbuhkan mulai dari keluarga, lalu ke sekolah, hingga ke masyarakat karena Indonesia memang majemuk dan beragam," kata dia. (**/PRO2)

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Arinal Djunaidi Manusia Penuh Keberuntungan, Akankah Menang...

Pasalnya, menurut catatan Nyonya Lee tak pernah dua kali...

22202


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved