Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Jangan Sampai Ada Anak Lampung Seperti Adnan dari Brebes Nekat Bersepeda Mengadu Nasib ke Dedi Mulyadi
Lampungpro.co, 11-Jun-2025

Amiruddin Sormin 2199

Share

Potongan video ketika Adnan diwawancarai netizen dan membuatnya jadi bahan perbincangan. LAMPUNGPRO.CO

BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.co): Nama Adnan mendadak menyedot perhatian publik. Bocah 15 tahun asal Brebes, Jawa Tengah, itu nekat mengayuh sepeda seorang diri menuju Bandung, hanya untuk bertemu sosok yang selama ini ia kenal lewat layar ponsel: Kang Dedi Mulyadi (KDM). Di balik keputusasaannya, tersimpan pesan kuat yang seharusnya menjadi alarm bagi para kepala daerah di Indonesia, termasuk di Lampung.

Adnan bukan anak kota besar. Ia berasal dari Dukuh Kampung Baru, Desa Kalierang, Kecamatan Bumiayu. Sejak yatim piatu, ia diasuh seadanya oleh kerabatnya. Pendidikan pun terputus di bangku SMP. Tak ada upacara seremonial, tak ada peluit pelatih. Yang ada hanya harapan dan sepeda usang, ia kayuh dari Brebes ke Bandung pada Senin, 9 Juni 2025.

Tujuannya? Ia ingin bertemu KDM. Dalam benaknya, hanya pemimpin seperti Dedi Mulyadi yang peduli terhadap anak kecil sepertinya. Sosok yang menurutnya sering turun langsung membantu rakyat kecil di media sosial. Di tengah kekosongan perhatian dari sekitar, Adnan menaruh harapan kepada pemimpin dari daerah lain.

Namun, belum sempat tiba di Bandung, Adnan dijemput tim Pemerintah Kabupaten Brebes di Subang, Jawa Barat. Ia langsung dibawa pulang, setelah Bupati Brebes Paramitha Widya Kusuma terbang dari Jakarta untuk menyambutnya. Kini Adnan telah dipastikan kembali bersekolah dan diangkat sebagai anak asuh resmi oleh sang Bupati.

Apa jadinya jika ini terjadi di Lampung? Bayangkan bila ada anak dari pelosok Tanggamus, Way Kanan, Lampung Tengah, Tulang Bawang, Pringsewu atau Lampung Timur yang nekat mengayuh sepeda ke Jawa Barat hanya karena merasa tidak diperhatikan oleh pemimpin di kampungnya. Ini bukan soal KDM semata, tapi tentang kegagalan kita sebagai daerah dalam membangun harapan bagi anak-anak sendiri.

Sudah saatnya para kepala daerah di Lampung membuka mata dan telinga. Berhenti sibuk dengan pencitraan atau berdebat di panggung politik. Anak-anak seperti Adnan butuh pemimpin yang hadir, bukan hanya dalam baliho dan akun media sosial, tapi dalam wujud nyata: sekolah yang layak, perhatian yang tulus, dan keberpihakan yang konsisten.

Kisah Adnan adalah panggilan nurani. Jangan sampai ada anak Lampung yang harus menyeberang provinsi hanya untuk sekadar merasa "didengar". Jangan biarkan anak-anak kita berpaling karena kehilangan harapan di rumah sendiri. (***)

Editor: Amiruddin Sormin

#

Laporan: Tim Redaksi

Berikan Komentar

Anonymous


Banyak juga Anak² yg tdk Mampu lampung kaya Adnan itu gan tp tdk viral,klo d viralkan baru ada Respon dr pemerintah,seoerti dulu pernah d tanggamus Gisting tepatny tp bukan anak kecil yg putus sekolah,tapi Org yg makan Sayuran Tampa nasi yg sempat Viral itu Gan..!

Anonymous


... sangat setuju

Anonymous


Peristiwa yg sungguh, hrs menggugah hati dan kesadaran para pemimpin, para pejabat yg seharusnya memang melayani rakyat. Tks jg buat penulis yg jg turut menggugah kita semua

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Era Digital, Era Journalist No Borders, Masih...

Ini adalah refleksi tajam terhadap etos kerja jurnalisme lapangan,...

2485


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved