BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.com): Kepala Pusat Studi Gempa dan Tsunami Universitas Bandar Lampung (UBL), Dr. Any Nurhasanah, mengatakan bila terjadi gempa yang berpotensi tsunami di Lampung, gelombangnya lebih dahsyat daripada yang terjadi di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, Jumat (28/9/2018).
"Tsunami yang dihasilkan menjadi lebih tinggi dan dampaknya lebih dasyat. Dasyatnya tsunami dapat diilustrasikan apabila tinggi tsunami 2 meter menabrak bangunan setinggi 12 meter dan lebar 10 meter, bangunan tersebut menerima hantaman lebih kurang 350 ton," kata Any, kepada Lampungpro.com, Selasa (2/10/2018).
Mengutip data Badan Geologi Kementerian ESDM (2014), Lampung merupakan satu dari 19 wilayah di Indonesia yang rawan gerakan tanah, gempa bumi, dan tsunami. "Selain itu, Lampung memiliki dua teluk berbentuk corong yang apabila terjadi gempa berpotensi tsunami, maka tsunami yang dihasilkan menjadi lebih tinggi dan dampaknya akan lebih dasyat," kata Any.
Pakar gempa dan tsunami jebolan Universitas Gadjah Mada ini, mengatakan kesiapsiagaan dan mitigasi sangat diperlukan masyarakat Lampung yang tinggal di daerah rawan bencana. Apalagi gempa dan tsunami tidak bisa diprediksi kapan datangnya. "Apalagi menurut Hery Riyanto sebagai Tenaga Ahli Bangunan dan Gedung, 60% bangunan di Lampung tidak tahan gempa. Hal ini jelas sungguh memprihatinkan," kata Any.
Menjawab Lampungpro.com tentang seringnya gempa terjadi di berbagai wilayah Indonesia, Any menjelaskan Indonesia merupakan salah satu wilayah paling aktif secara kegempaan di muka bumi. Indonesia banyak memiliki gunung api dari Cincin Api Pasifik, juga dari Sabuk Alpide yang merupakan jalur gempa paling aktif nomor dua di dunia.
Selain itu tumbukan tiga lempeng benua, yaitu lempeng Indo-Australia dari selatan, Eurasia dari utara, dan Pasifik dari Timur yang menambah keramaian geologi Indonesia. Gempa Lombok dan Palu terjadi dalam waktu yang berdekatan. Namun pemicu keduanya berbeda.
BACA JUGA: Kata Dosen UBL ini, 60 Persen Bangunan di Lampung tak Tahan Gempa
Gempa Lombok akibat aktivitas Sesar Naik Flores (Flores Back Arc Thrust). Sedangkan gempa Palu disebabkan patahan Palu-Koro yang bergeser. "Mewaspadai sesar Sumatera sudah seharusnya dilakukan. Bukan karena akan terjadi gempa di Lampung akibat rangkaian gempa Palu, melainkan karena Lampung sendiri merupakan daerah rawan gempa dan tsunami," kata Any. (PRO1)
Berikan Komentar
Kawan, jangan lupakan jalan pulang: jalan rakyat yang dulu...
6007
Lampung Selatan
4719
4719
05-Jul-2025
509
05-Jul-2025
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia