BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.com) : Jaksa Penuntut Umum (JPU) dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Subhari Kurniawan menghadirkan delapan saksi dalam sidang fee proyek di Dinas PUPR Lampung Selatan dengan terdakwa Agus Bhakti Nugroho dan Anjar Asmara. Delapan saksi yang dihadirkan di antaranya Zainudin Hasan Bupati Lampung Selatan (non aktif), Alzier Dianis Thabranie, Thomas Aziz Rizka, dan lima orang dari rekanan.

Dalam keterangan saksi Alzier, dirinya mengatakan bahwa pernah menjual beberapa bidang tanah miliknya kepada Zainudin Hasan dengan harga sebesar Rp2 miliar. Transaksi penjualan aset seluas 2,7 hektare dengan harga Rp 2 miliar itu dilakukan melalui anggota DPRD Provinsi Lampung nonaktif Agus Bhakti Nugroho. "Jual tanah, Yang Mulia. Seluas 2,7 hektare, Rp 2 miliar, Tanah seluas 2,7 hektare saya jual melalui ABN. Saat itu saya sedang butuh uang, Agus tanya dijual gak? Kalau ada uangnya loncong aja," ujar Alzier.

Alzier melanjutkan pembayaran tanah tersebut dibayarkan dengan cara dua tahap. Pembayaran tersebut semua yang mengatur adalah ABN. "Pembayaran dua kali, dan sekarang sudah lunas. Semua itu Agus yang ngatur. Tanahnya sudah lunas, Yang Mulia. Dua kali bayar. Kalau total sekitar Rp 5 miliar. Untuk semua aset yang dibayarkan," jelas Alzier.

Alzier juga mengaku sempat meminjam uang kepada Zainudin Hasan sebesar Rp 1 miliar, yang langsung dipotong dari pembayaran aset miliknya. Sementara Zainudin Hasan dalam kesaksianya mengatakan, semua aset yang dibeli bukan atas kehendaknya. Menurutnya, semuanya ditawarkan oleh Agus BN. Termasuk aset milik Alzier yang dibeli hanya untuk membantu.

Zainuddin beralasan, Alzier tengah mengalami kesulitan keuangan. "Saya gak pernah mau beli ruko, tanah. Tapi, Agus yang nawarkan. Karena katanya Alzier lagi buntu. Jadi saya itu gak pernah cari-cari tanah atau beli ruko. Saya gak beli atau cari-cari. Saya cuma bantu," terang adik Ketua MPR Zulkifli Hasan ini.(**/PRO4)