Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Juli 2024, Ekonomi Lampung Alami Deflasi Harga 0,16 Persen, Bawang Merah Tertinggi Penurunan Harga
Lampungpro.co, 02-Aug-2024

Febri 130

Share

Pedagang Bawang Merah di Pasar Purwodadi Simpang Tanjung Bintang Lampung Selatan | Lampungpro.co

BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.co): Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung mencatat, Lampung mengalami deflasi atau penurunan harga sebesar 0,16 persen secara bulanan pada Juli 2024, yang dikeluarkan dari sejumlah kelompok komoditas.

Kepala BPS Lampung, Atas Parlindungan Lubis mengatakan, kelompok makanan, minuman, dan tembakau memberikan kontribusi terbesar terhadap deflasi bulanan dengan andil sebesar 0,26 persen.

"Penurunan harga komoditas seperti bawang merah, tomat, cabai merah, bawang putih, dan susu cair kemasan menjadi penyebab utama deflasi pada kelompok ini," kata Atas Parlindungan Lubis dalam keterangannya, Jumat (2/7/2024).

Secara rinci, kelima komoditas tersebut memiliki andil deflasi sebagai berikut, bawang merah dengan andil deflasi 0,32 persen, tomat 0,10 persen, cabai merah 0,08 persen, bawang putih 0,02 persen, dan susu cair kemasan 0,02 persen.

"Sementara tingkat inflasi tahun ke tahun tercatat sebesar 2,55 persen, dimana kelompok makanan, minuman, dan tembakau justru memberikan kontribusi inflasi sebesar 5,45 persen," ujar Atas Parlindungan Lubis.

Menurut Atas, kenaikan harga beras, kopi bubuk, sigaret kretek mesin, gula pasir, dan ikan lele menjadi pendorong utama inflasi pada kelompok tersebut.

Jika dilihat lebih rinci, terdapat perbedaan tingkat inflasi antara empat kabupaten/kota IHK yang diamati oleh BPS Lampung, yaitu Lampung Timur, Kabupaten Mesuji, Bandar Lampung, dan Metro.

Lampung Timur tercatat tingkat inflasi tahunan tertinggi sebesar 3,63 persen, sementara Mesuji memiliki tingkat inflasi terendah sebesar 1,73 persen.

Untuk bulanan, Lampung Timur juga mengalami deflasi tertinggi sebesar 0,46 persen, sedangkan Bandar Lampung mencatat deflasi terendah sebesar 0,01 persen.

Perbedaan tersebut menunjukkan, kondisi ekonomi dan dinamika pasar dimasing-masing daerah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pergerakan harga. (***)

Editor : Febri Arianto

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
TPA Sampah Bakung Disegel, Pemkot Bandar Lampung...

Pemkot Bandar Lampung tak perlu cari TPA baru sebagai...

317


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved