Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Agustus 2025, BPS Catat Ekonomi Lampung Alami Deflasi 1,47 Persen, Nilai Tukar Petani Naik 0,21 Persen
Lampungpro.co, 02-Sep-2025

Febri 324

Share

Suasana Jual Beli di Pasar Bergen Lampung Selatan | Lampungpro.co

BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.co): Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung mencatat, kondisi ekonomi Lampung mengalami deflasi atau penurunan harga sebesar 1,47 persen secara bulanan pada Agustus 2025.

Angka tersebut, lebih rendah apabila dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun sebelumnya yakni di Agustus 2024) yang ketika itu tercatat inflasi sebesar 0,07 persen.

Statistisi Ahli Mayda BPS Lampung, Nila Fridhowati mengatakan, apabila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya atau year on year (yoy), Lampung mengalami inflasi sebesar 1,05 persen pada Agustus 2025. Tingkat inflasi ini lebih rendah dibandingkan Agustus tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 2,33 persen.

"Deflasi terdalam terjadi pada kelompok pendidikan 18,77 persen dengan andil deflasi 1,24 persen (m-to-m). Namun sebaliknya, inflasi tertinggi terjadi pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,61 persen dengan andil inflasi 0,04 persen," kata Nila Fridowati dalam keterangannya, Selasa (2/9/2025).

Menurutnya, di tengah deflasi yang terjadi, terdapat beberapa komoditas yang memberikan andil inflasi dan menahan laju deflasi secara umum. Ada lima komoditas yang memberikan andil inflasi yakni bawang merah 0,14 persen, beras 0,05 persen, parfum 0,03 persen, susu cair kemasan 0,02 persen, dan shampo 0,02 persen

"Ada pun sebaliknya, komoditas utama yang menjadi penyumbang deflasi terdalam antara lain SMA 0,84 persen, SMP 0,39 persen, tomat 0,14 persen, cabai rawit 0,07 persen, dan bawang putih 0,06 persen," ujar Nila Fridowati.

Selanjutnya inflasi Lampung secara tahunan disajikan berdasarkan kelompok pengeluaran. Ada pun kelompok pengeluaran dengan tingkat inflasi tertinggi secara tahunan yakni rekreasi, olahraga, dan budaya yang tercatat 6,67 persen.

Namun untuk kontribusi terbesar terhadap inflasi umum berasal dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau, dengan andil 1,36 persen, yang memiliki inflasi 4,12 persen. Sebaliknya, kelompok pendidikan mengalami deflasi 15,10 persen dengan andil deflasi 0,98 persen.

Lima komoditas penyumbang inflasi tertinggi secara tahunan yakni bawang merah, emas perhiasan, beras, perguruan tinggi, dan tomat. Sementara lima komoditas yang menahan laju inflasi atau mengalami deflasi yaitu SMA, SMP, bawang putih, bensin, dan cabai rawit.

BPS Lampung juga memantau inflasi di empat kabupaten/kota cakupan Indeks Harga Konsumen (IHK), di mana pada Agustus 2025, inflasi tahunan tertinggi tercatat di Lampung Timur 2,48 persen, sementara inflasi terendah tercatat di Bandar Lampung 0,19 persen. Untuk deflasi bulanan, Bandar Lampung mengalami deflasi terdalam 1,81 persen, sementara deflasi terendah terjadi di Mesuji 0,40 persen.

BPS Lampung juga mencatat, Nilai Tukar Petani (NTP) Lampung pada Agustus 2025 mengalami peningkatan 0,21 persen dibandingkan Juli 2025, dengan nilai indeks 125,41. Subsektor yang mengalami kenaikan yaitu subsektor tanaman pangan 0,28 persen dan subsektor tanaman perkebunan rakyat 0,98 persen.

Namun terdapat beberapa subsektor yang mengalami penurunan, yaitu tanaman hortikultura 4,48 persen, peternakan 1,28 persen, perikanan tangkap 0,22 persen, dan perikanan budidaya 1,20 persen. (***)

Editor : Febri Arianto

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya

Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved