Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Jusuf Kalla: Data Riskesdas Kemenkes 2013, 9 Juta Balita Indonesia Bertubuh Kerdil
Lampungpro.co, 10-Aug-2017

Lukman Hakim 1037

Share

JAKARTA (Lampungpro.com): Berdasarkan Riskerdas Kementerian Kesehatan pada 2013, sekitar 37 persen atau kurang lebih 9 juta anak balita di Indonesia bertubuh kerdil. Untuk itu, Pemerintah tidak ingin menciptakan bangsa yang kerdil, sehingga terus berupaya memperbaiki gizi bayi dan balita. Harapannya ke depan tidak ada lagi anak-anak dengan pertumbuhan badan kerdil (stunting).

"Kita membicarakan masa depan bangsa, karena masa depan itu tergantung kelahiran bayi kemudian kesehatannya. Kita tidak ingin menciptakan bangsa yang kerdil, karena itu ini perlu diperbaiki," kata Wakil Presiden, Jusuf Kalla,�usai memimpin rapat pleno lanjutan untuk penanganan masalah anak bertubuh kerdil, di Jakarta, Rabu (9/8/2017).

Anak-anak dengan masalah tubuh kerdil ini tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan lintas kelompok pendapatan. Saat ini, Indonesia merupakan salah satu negara dengan prevalensi yang cukup tinggi dibandingkan dengan negara-negara berpendapatan menengah lain.

Indonesia berada pada kelompok negara dengan kondisi tubuh kerdil terburuk, dengan kasus tubuh kerdil pada balita dan anemia pada perempuan dewasa bersama 47 negara lain, termasuk Angola, Burkina Faso, Ghana, Haiti, Malawi, Nepal, dan Timor Leste.

Hadir dalam rapat itu Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani, dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro. Juga hadir Menteri Sosial, Khofifah Parawansa, Menteri Kesehatan, Nila F Moeloek, Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, serta Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Eko Sandjojo.

Puan mengatakan, saat ini, pemerintah berupaya menggalakkan kembali program gizi seimbang yang melibatkan 12 kementerian dan lembaga. "Harapannya ke depan tidak ada lagi anak kerdil, dan yang terpenting gizi untuk anak-anak itu bisa kita antisipasi bahwa makanan yang mereka makan memang cukup gizinya. Dan, kita sesuaikan dengan kearifan lokal, misal karbohidrat tidak hanya beras saja," kata dia.

Pemerintah telah berkomitmen untuk menangani masalah anak bertubuh kerdil. Anak bertubuh kerdil adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah anak lahir, atau dalam 1.000 hari pertama kehidupan.�Tetapi tubuh kerdil baru nampak setelah anak berusia dua tahun. Kekerdilan ini berdampak pada tingkat kecerdasan, kerentanan terhadap penyakit, dan penurunan produktivitas. (**/PRO2)

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Arinal Djunaidi Manusia Penuh Keberuntungan, Akankah Menang...

Pasalnya, menurut catatan Nyonya Lee tak pernah dua kali...

22179


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved