KOTABUMI (Lampungpro.co): Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Mursyin, Kotabumi, Lampung Utara Ustad Adi Setiadi, ditangguhkan penahanannya oleh Satreskrim Polres Lampung Utara mulai Sabtu (27/5/2022). Sebelumnya, Ustad Adi Setiadi ditetapkan sebagai tersangka eksploitasi anak.
Ustad Adi turut dipersangkakan memperalat anak, saat aksi demo Aliansi Masyarakat Lampung Utara di Tugu Payan Kotabumi dan di depan Kantor Kemenag Lampung Utara pada 9 Maret 2022 lalu. Ustad Adi ditangguhka, setelah sebelumnya ditahan selama empat hari.
Meski demikian, perkara tersebut tetap berlanjut ke pengadilan, karena sebelumnya pihak Kejaksaan Negeri Kotabumi telah menerima Surat Pemberitahuan Dimulai Penyidikan (SPDP) dilayangkan polisi. Ini sesuai register nomor SPDP/82/V/ 2022 tertanggal 17 Mei 2022, ditandatangani Kepala Satreskrim Lampung Utara, AKP Eko Rendi Oktama.
Penangguhan penahanan Ustad Adi, dijamin oleh Pengawas Yayasan Tresna Asih, yang membawahi Ponpes Al Mursyin, Johan Syahril. Selanjutnya, Johan mengapresiasi kepada jajaran kepolisian, atas dikabulkannya penangguhan penahanan terhadap Ustad Adi
"Alhamdullilah, berkat ridho dan izin Allah, Ustad Adi berkenan di tangguhkan penahanannya oleh Polres Lampung Utara. Kami apresiasi setinggi-tingginya kepada Polres Lampung Utara, atas profesionalisme dan humanismenya, terkait penanganan perkara ini," kata Johan Syahril.
Ada pun proses penangguhan penahanan Ustad Adi Setiadi, hanya berbekal KTP Johan Syahril, yang tertulis sebagai buruh harian lepas. Selanjutnya, Johan menekankan kepada seluruh jamaah pondok dibawah naungan Tresna Asih Lampung, agar peristiwa ini dijadikan pelajaran berharga.
"Dihimbau jangan mudah termakan isu-isu yang tidak jelas, apalagi terprovokasi ajakan berupa tindakan melawan hukum. Nanti saya minta kepada Polda Lampung atau kejaksaan, untuk memberikan semacam pembinaan atau penyuluhan hukum," ujar Johan.
Ada pun tujuannya, agar masyarakat melek hukum dan tidak gampang terprovokasi, melakukan tindakan yang melanggar hukum. Apalagi dengan pola-pola menjual atau mengatasnamakan agama, membela agama, namun tujuannya melawan pemerintah yang sah, sehingga dapat memperpecah NKRI.
Sebelumnya, Ustad Adi Setiadi dituduh melakukan tindak pidana merekrut atau memperalat anak, untuk kepentingan militer, dan membiarkan anak tanpa perlindungan jiwa. Hal ini sebagaimana dimaksud dalam pasal 76 H juncto Pasal 87 UU Republik Indonesia No. 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Undang-Undang RI Nomor 23 tahun 2002, Tentang Perlindungan anak menjadi Undang Undang juncto Pasal 55 ayat 1 KUHAP. (***)
Editor : Febri Arianto
Berikan Komentar
Saya yakin kekalahan Arinal bersama 10 bupati/walikota di Lampung...
1570
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia