JAKARTA (Lampungpro.com): Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI menggalang dukungan agar Tambang Batubara Ombilin, Sawahlunto, Sumatera Barat, masuk dalam situs warisan dunia. Menurut Dirjen Kerja Sama Multilateral Kemenlu, Febrian Ruddyard, Tambang Batubara Ombilin merupakan warisan alam dan budaya Indonesia yang patut dipertimbangkan untuk mendapatkan pengakuan internasional melalui World Heritage UNESCO.
Hal itu disampaikan Febrian Ruddyard pada acara Updates from the Region (UFTR) yang dikoordinasikan Ditjen IDP di Kantin Diplomasi Kementerian Luar Negeri, Kamis (2/5/2019). Pada acara bertema 'One Day in Ombilin-Sawahlunto', UFTR kali ini dimanfaatkan untuk penggalangan dukungan atas penominasiaan Tambang Batubara Ombilin, yang akan dibahas pada Pertemuan World Heritage Commitee (WHC) UNESCO ke-43 di Baku, Azerbaijan, pada 30 Juni10 Juli 2019.
Setidaknya terdapat tiga outstanding universal values dari penominasian Tambang Batubara Ombilin sebagai Warisan Dunia, yang dipaparkan Febrian. Pertama, Warisan Tambang Ombilin menunjukkan perkembangan teknologi perintis abad ke-19. Hal ini menggabungkan antara ilmu teknik pertambangan bangsa Eropa dan kearifan lingkungan lokal, praktik tradisional, dan nilai-nilai budaya dalam kegiatan penambangan batubara yang dimiliki masyarakat Sumatera Barat.
Kedua, hubungan sistemik industri tambang batubara, sistem perkeretaapian, dan pelabuhan berperan penting bagi pembangunan ekonomi dan sosial di Sumatera dan di dunia. Perpaduan antara pendekatan unik metode fusion dan hubungan sistemik ini bahkan diadopsi oleh tambang batu bara di Afrika Selatan pada pendudukan Belanda disana.
Ketiga, nominasi Ombilin menggambarkan dinamisnya interaksi sosial dan budaya antara dunia timur dan barat, yang berhasil mengubah daerah tambang terpencil menjadi perkotaan dinamis dan terintegrasi, yang terdiri dari masyarakat multi-etnis dan multi-agama. Outstanding universal values Tambang Ombilin tersebut telah menggarisbawahi kriteria-kriteria penominasiaan suatu situs sebagai warisan alam dan budaya UNESCO, kata Hilmar Farid, Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Dalam paparannya, Hilmar menyampaikan nominasi ini menunjukkan adanya pertukaran teknologi pertambangan yang signifikan antara Belanda dan koloninya pada paruh kedua abad ke-19. Industri pertambangan Hindia Belanda ini kemudian diperkaya dengan kearifan lokal mengenai formasi geologis dan praktek pertambangan yang mengakomodasi struktur sosial dan nilai-nilai budaya tradisional pada waktu itu.
Para peserta undangan yang terdiri dari Duta Besar sejumlah negara WHC UNESCO dan perwakilan diplomatik negara-negara sahabat di Jakarta terkesan dengan rancangan acara yang juga menampilkan pameran foto dan budaya serta sajian tarian dan kuliner dari Sumatera Barat.
Kegiatan tersebut mendapatkan apresiasi dari para pejabat Pemerintah Daerah Sumatera Barat. Turut hadir di acara adalah Gubernur Sumatera Barat beserta tujuh Bupati dan jajaran terkait. Disampaikan harapan agar daerah-daerah lain di Sumatera Barat seperti Solok, Padang Panjang, Padang Pariaman, dan Tanah Datar, akan mendapatkan manfaat dari status Warisan Dunia nantinya. (PRO1)
Berikan Komentar
Dukungan dan legacy yang besar, juga mengandung makna tanggung...
20478
Bandar Lampung
11065
Gerbang Sumatera
4857
135
13-Apr-2025
156
13-Apr-2025
124
13-Apr-2025
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia