JAKARTA (Lampungpro.co): Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati memprediksi pada November nanti hujan akan turun. Menurutnya, hujan tersebut diprediksi berasal dari angin yang berasal dari kawasan Australia.
"November itu diprediksi angin yang dari Australia itu sudah digantikan dengan angin dari arah Asia yang membawa uap air. Dan itu yang menyebabkan turun hujan," kata Dwikorita Karnawati, setelah rapat koordinasi di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Jakarta, seperti dikutip dari Suara.com (jaringan media Lampungpro.co), Senin (9/10/2023).
Namun untuk meminimalisasi kekeringan yang terjadi saat ini dengan membuat rekayasa cuaca, dikatakannya sangat sulit. Sebab menurut Dwikorita, teknik modifikasi cuaca (TMC) saat ini tidak bisa dilakukan karena faktor awan. "Ada (kesulitan) karena nggak ada awan," kata Dwikorita.
Dia mengemukakan, awan menjadi modal utama dalam melakukan TMC untuk membuat hujan buatan. Lantaran itu, dia mengemukakan, keberadaan awan yang minim bisa menjadi faktor TMC tidak bisa dipastikan selalu berhasil.
"Iya, modal utama untuk TMC itu ada awan yang berpotensi hujan. Jadi kita harus prediksi dulu ini ya, kira-kira awan ada nggak?" "Kalau dipaksakan, jadi tidak selalu berhasil karena awannya sebetulnya masih kurang tapi kita paksakan dan itu kadang bisa turun, kadang nggak bisa," kata Dwikorita Karnawati.
Sebelumnya pada 27 Agustus 2023 lalu, TMC yang dilakukan BNPB, BMKG, BRIN, dan TNI untuk penanganan bencana kekeringan di kawasan Jabodetabek berhasil membuahkan hujan yang turun di sejumlah wilayah Jakarta pada sore dan malam hari. "Hujan turun karena penerapan teknologi modifikasi cuaca yang masih dilakukan. Rencananya, (modifikasi cuaca) sampai 2 September 2023," ujar Dwikorita kepada wartawan, Minggu (27/8/2023).
Dia menjekaskan, operasi TMC tersebut dimulai sejak 24 Agustus 2023 menggunakan pesawat CASA 212 TNI AU bernomor registrasi A-2114. TMC dilakukan dengan menyemaikan natrium klorida (NaCl) atau garam dan Cao atau kapur tohor aktif. Sejak tanggal 24 hingga 27 Agustus, operasi TMC ini dilakukan antara 1 jam 45 menit hingga 3 jam per hari.
"Rekapitulasi operasi TMC, total penggunaan bahan semai 4.800 kilogram NaCl dan 800 CaO. Total jam terbang 10 jam 35 menit," demikian laporan BNPB. (***)
Editor: Amiruddin Sormin
Berikan Komentar
Saya yakin kekalahan Arinal bersama 10 bupati/walikota di Lampung...
1268
Lampung Selatan
3961
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia