Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Kepala BNPT Resmikan Masjid Pesantren Asuhan eks Teroris
Lampungpro.co, 25-Feb-2017

Lukman Hakim 1140

Share

JAKARTA (Lampungpro.com): Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius meresmikan masjid dan ruang belajar di Pondok Pesantren Al-Hidayah yang diasuh mantan terpidana kasus terorisme Khairul Ghazali di Sei Mencirim, Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (24/2/2017).

Dikutip dalam siaran pers, Suhardi mengatakan masjid itu hadir untuk mendidik anak-anak terhindar dari doktrin-doktrin yang tidak benar. Mengingat, sebagian besar para santri yang ada di pesantren itu adalah anak-anak dari para pelaku tindak pidana terorisme. "Anak-anak harus diberi pendidikan yang baik dan benar agar terhindar dari paham dan aksi terorisme," kata dia.

Masjid itu dibangun menggunakan dana sumbangan para donatur itu. Dia percaya Khairul Ghazali sebagai pengasuh akan memberikan pemahaman yang benar kepada anak-anak di pesantren ini bahwa jihad yang benar itu bukan merampok atau melakukan teror.�

Dia juga mengatakan keberadaan pesantren Al-Hidayah sebagai wujud komitmen dan komunikasi yang baik antara BNPT dengan warga sekitar pesantren dalam mendukung program nasional pemerintah. Hal itu sekaligus sebagai kepentingan BNPT dalam melakukan pembinaan, pencegahan, mewaspadai bahaya radikalisme, dan terorisme.

Ia mengatakan pembangunan masjid dan pesantren yang juga menjadi bagian dari upaya BNPT dalam menjalankan program deradikalisasi dalam membina mantan narapidana kasus terorisme dan keluarganya ini akan berlanjut ke Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur.�"Di Jawa Timur, akan bicara dengan Ali Fauzi (mantan pelaku teror yang juga adik kandung terpidana mati kasus Bom Bali Amrozi) mengenai rencana ini. Jadi, ini bukan sekedar wacana, kami langsung aksi," kata dia.�

Sementara itu, Khairul Ghazali yang pernah terlibat dalam kasus perampokan Bank CIMB Niaga pada 2010 menyatakan bersyukur karena keinginannya untuk kembali ke jalan yang benar mendapat dukungan penuh dari pemerintah.�"Untuk itu, saya juga mengajak rekan-rekan saya untuk meninggalkan paham kekerasan dan kembali ke jalan kedamaian seperti yang diajarkan Islam," ujar dia.

Menurut dia radikalisme dan terorisme tidaklah sesuatu yang tiba-tiba terjadi. Ada proses panjang yang menyebabkan radikalisme dan terorisme lahir dan berkembang. Ini juga berarti bahwa penanggulangan terorisme tidak bisa dilakukan dengan singkat pula.�

Secara khusus ia memberikan penekanan kepada pentingnya melindungi anak-anak dari bahaya radikalisme dan terorisme. Saat ini di pesantrennya ada 70 anak yang orangtuanya terlibat jaringan terorisme, baik langsung maupun tidak langsung.�

Anak-anak yang orangtuanya memiliki keterkaitan dengan terorisme dipandangnya sangat rawan terpapar radikalisme dan terorisme karena mereka didoktrin untuk mematuhi perintah orangtua.

Ia berharap anak-anak yang dididiknya bukan saja terhindar dari bahaya radikalisme dan terorisme, tetapi juga bisa mengajak orangtua mereka untuk menyadari kesalahan dan kembali ke jalan yang benar. "Anak-anak ini nantinya akan tahu bahwa jihad itu membangun, bukan menghancurkan. Melalui pendidikan yang benar, anak-anak dari keluarga teroris akan mengerti bahwa jihad yang dilakukan oleh orang tua mereka salah," kata dia. (*/PRO2)�

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Arinal Djunaidi Manusia Penuh Keberuntungan, Akankah Menang...

Pasalnya, menurut catatan Nyonya Lee tak pernah dua kali...

22208


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved