Agus juga mengatakan media sosial amat diuntungkan oleh penyebaran hoax. Semakin banyak hoax kontroversial yang menyebar, semakin banyak pengguna media sosial. Hal itu lantas berdampak terhadap kenaikan saham dan iklan yang masuk ke perusahaan raksasa seperti Google, Facebook, Yahoo dan Twitter.
Menurut dia, hubungan media sosial dan media konvensional adalah kawan sekaligus lawan. Mengingat keduanya hidup dari sumber yang sama, yakni iklan. Di satu sisi, media sosial juga jadi sarana penyebaran berita dan media konvensional. "Medsos, menjadi tantangan tersendiri. Mengingat di era ini semua orang menjadi jurnalis, tapi jurnalis beneran malah mati. Lantaran perusahaannya jadi gulung tikar," kata dia.
Menurut dia, semakin ada hoax, semakin ramai pengguna medsos. Data menunjukkan Rp8,4 triliun atau 70 persen dari total iklan digital disedot oleh perusahaan raksasa media sosial. Agus mengatakan media sosial amat diuntungkan oleh penyebaran hoax. Semakin banyak hoax kontroversial yang menyebar, semakin banyak pengguna media sosial. Hal itu lantas berdampak terhadap kenaikan saham dan iklan yang masuk ke perusahaan raksasa seperti Google, Facebook, Yahoo dan Twitter.
Sementara, Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Teguh Santosa, mengungkapkan pers tidak boleh terjebak dengan berita hoax. Karena, menurut dia, saat ini banyak pers yang malah ikut menyebarkan berita hoax. (EZAL/PRO2)
Berikan Komentar
Sebagai salah satu warga Bandar Lampung yang jadi korban...
4136
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia