PESAWARAN (Lampungpro.co): Sebuah kisah pilu terungkap di balik kasus pembunuhan berantai 12 oran oleh dukun pengganda uang asal Banjarnegara, Slamet Tohari atau Mbah Slamet. Dua pasangan suami istri (pasutri) asal Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung menjadi korban kekejian Slamet yang menjanjikan korbannya bisa menggandakan uang dengan cepat.
Kisah dua pasutri asal Lampung itu diungkap oleh Kapolres Pesawaran, AKBP Pratomo Widodo pada awak media, seperti dikutip dari Suara.com (jaringan media Lampungpro.co),� Kamis (6/4/2023). Dua pasutri tersebut atas nama Irsad dan Wahyu Triningsih, lalu Suheri dan Riani.�
Awalnya, Irsad dan Suheri dikenalkan dengan Mbah Slamet oleh seseorang bernama Kijo, asal Lampung Tengah. Kijo mengatakan kepada Irsad dan Suheri bahwa Mbah Slamet adalah dukun sakti yang bisa menggandakan uang.�
Alhasil mereka tertarik dan berangkat menuju Banjarnegara untuk menemui Mbah Slamet pada pertengahan 2021.Setelah itu, mereka pulang ke Lampung dan kembali berangkat ke Banjarnegara pada Agustus 2021.�
Keberangkatan kedua kalinya ini, Irsan dan Suheri turut membawa istrinya masing-masing. Menurut AKBP Pratomo, sebulan setelah berangkat, atau tepatnya September 2021, pihak keluarga mengaku masih bisa berkomunikasi dengan dua pasutri itu.
KLIK BERITA SEBELUMNYA:�Total Empat Korban Tewas Asal Pesawaran oleh Dukun Pengganda Uang, Polda Berangkatkan Keluarga ke Banjanegara Jateng
"Dari keterangan pihak keluarga juga, para korban ini sempat menghubungi di bulan September 2021 bahwa mereka akan pulang ke Lampung. Suheri dan Riani menghubungi keluarga di tanggal 8 September 2021. Sementara Irsad dan Wahyu Triningsih menghubungi keluarga ditanggal 12 September 2021," ujar Kapolres.
Namun setelah itu, empat orang tersebut tak lagi bisa dihubungi. Hingga akhirnya pihak keluarga mengetahui kalau keluarganya menjadi korban pembunuhan Mbah Slamet dari media.
Kesaksian�Anak Suheri dan Riani
Kisah dan kronologi yang diungkap oleh Kapolres Pesawaran, AKBP Pratomo Widodo, senada dengan pengakuan Rani Dwi Undari yang merupakan anak perempuan Suheri dan Riani. Menurut dia, orang tuanya pamit pergi ke Jawa pada 2021 lalu.�
Namun, mereka tidak mengatakan akan menemui Mbah Slamet. Melainkan ingin bekerja di proyek pembangunan rumah di daerah Tulungagung, Jawa Timur.
Menurut Rani, selama ayah ibunya merantau, dia masih bisa berkomunikasi lewat sambungan telepon dan video call. Komunikasi Rani dan orang tuanya terputus pada September 2021.�
Dia terus mencoba menghubungi ayah ibunya. Tetapi telepon selularnya tak kunjung aktif.
Dia sempat meminta tolong teman dan saudaranya untuk mencari kabar tentang orang tuanya. Namun hasilnya tetap nihil.
Titik Terang dari TikTok
Setelah dua tahun menanti kabar orang tuanya, sebuah titik terang datang dari salah satu video TikTok yang dikirim oleh saudaranya. Video itu berisikan informasi mengenai kasus pembunuhan berantai yang dilakukan Mbah Slamet.�
Dalam video itu juga tampak rumah Mbah Slamet di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara, Jawa Tengah. Melihat rumah tersebut, Rani merasa tidak asing, sebab dia pernah melihatnya ketika melakukan video call dengan orang tuanya.
Setelah itu, dia menelusuri mengenai kasus pembunuhan yang dilakukan Mbah Slamet. Hingga menemukan fakta kalau orang tuanya turut menjadi korban dukun pengganda uang itu.
Dalam waktu dekat, Rani dan para keluarga korban akan diberangkatkan ke Banjarnegara untuk melakukan pengecekan langsung ke jasad korban. Termasuk tes DNA untuk identifikasi korban. (***)
Editor Amiruddin Sormin, Kontributor : Damayanti Kahyangan
Berikan Komentar
Sebagai salah satu warga Bandar Lampung yang jadi korban...
3878
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia