JAKARTA (Lampungpro.com) : Dua kali sudah Joko Driyono memenuhi pemeriksaan Satgas Anti-Mafia Bola dengan status tersangka pencurian, perusakan, dan penghilangan barang bukti, serta perusakan garis polisi. Apresiasi tinggi tak segan disanjungkan pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga kepada pria yang karib disapa Jokdri ini.
Sekretaris Menpora, Gatot S. Dewa Broto mengatakan, bahwa sikap kooperatif Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum PSSI ini akan turut mempercepat proses. Kemenpora juga menilai Satgas bentukan Polri juga berjalan dengan efektif. Pasca-terbentuk pada 21 Desember 2018, Satgas sudah menetapkan sejumlah tersangka yang berhubungan dengan praktik pengaturan skor.
Kendati demikian, perhatian khusus jelas tertuju pada Jokdri. Ini tentu berkaitan dengan jabatan terkini Jokdri di PSSI. "Proses hukum itu tidak ada pilihan selain menghormati. Semua orang juga mestinya menghormati. Dalam artian, semoga persoalan yang menjadi concern kita bersama saat ini bisa terkuak," ujar Gatot.
Menurutnya, poinnya adalah pada situasi yang terjadi saat ini, pemerintah tidak mengintervensi PSSI. Kemudian Joko Driyono jadi tersangka atau Joko Driyono dipersalahkan juga tidak. "Dan kami tidak ada tujuan untuk kemudian meminta polisi menjadikan Pak Joko tersangka karena murni itu pihak penegak hukum bekerja secara profesional," ujarnya.
Setelah ditetapkannya Jokdri sebagai tersangka, PSSI mau tidak mau harus bersalin rupa. Penunjukan pemimpin baru mesti segera dilakukan. Menurut Statuta PSSI, Iwan Budianto yang kini menjadi Waketum PSSI akan naik sebagai nakhoda jika Jokdri harus meletakkan jabatannya. Tetapi, pilihan untuk menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) tetap digaungkan. Itu artinya, kemungkinan besar PSSI akan segera mendapat ketua umum baru.
Gatot pun berpendapat bahwa pemimpin PSSI yang baru tidak mesti sosok yang menghabiskan 24 jam untuk mengurus sepak bola. Baginya, yang terpenting adalah jiwa kepemimpinan dan mampu membawa PSSI pada kemajuan. "Kalau mengenai masalah kriteria pemimpin PSSI, Kemenpora ngikutin saja di Statuta PSSI. Kami tidak ingin ngajarin harus keluar dari Statuta PSSI karena kami menghormati Statuta PSSI. Kedua, harus betul-betul orang yang berjiwa leadership, berjiwa kepemimpinan, untuk betul-betul mengurusi sepak bola," jelas Gatot.
"Kalau disebutkan harus ngurusin 24 jam, tidak juga. Banyak pimpinan cabor punya pekerjaan lain. Ada yang jadi menteri, panglima, dan lain sebagainya. Tetapi poinnya adalah, sosok ini mesti menunjukkan komitmennya untuk membawa PSSI ke arah akselerasi dan kemajuan tinggi. Tetapi kalau itu-itu lagi, kapan majunya?" tutup Gatot.(**/PRO2)
Berikan Komentar
Pemkot Bandar Lampung tak perlu cari TPA baru sebagai...
329
Lampung Selatan
25581
Humaniora
3473
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia