BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.com): Perum Damri Lampung mengantisipasi lonjakan pemudik, khususnya rute Jakarta-Lampung, dengan tidak membatasi jumlah penumpang. Pemudik diprediksi melonjak mulai H-7 Lebaran karena tiket pesawat masih mahal.

Selain itu, lonjakan penumpang juga karena beroperasinya Dermaga Eksektif di Pelabuhan Penyeberangan Merak-Bakauheni dan Jalan Tol Trans Sumatera ruas Bakauheni-Terbanggi Besar. Menurut GM Perum Damri Lampung, Suranto, saat ini pihaknya menyiapkan 114 unit bus. "Prinsipnya tidak ada penolakan penumpang. Berapa pun jumlah penumpang tetap kami layani," kata Suranto kepada Lampungpro.com, Senin (13/5/2019).

Perjalanan Jakarta-Lampung yang sebelumnya 9 jam, setelah tol Bakauheni-Terbanggi Besar dan Dermaga Eksekutif beroperasi menjadi 6-7 jam. Makin singkatnya waktu perjalanan ini, kata Suranto, diprediksi membuat pemudik akan banyak naik bus Damri. "Sejak 17 April lalu, bus Damri memakai Dermaga Eksekutif dan sebagian besar lewat tol langsung dari Bakauheni ke berbagai pul di Lampung," kata Suranto.

Bus bantuan yang disiapkan yakni Damri Bandara Soekarno-Hatta dan bus rute lain. Menurut Suranto, tahun ini rute Jakarta-Lampung dapat prioritas utama penggunaan bus. Demikian juga jadwal berangkat dari Stasiun Gambir Jakarta yang semula pukul 08.00, 09.00, 10.00, 20.00, 21.00, dan pukul 22.00 selama angkutan Lebaran 26 Mei-16 Juni, tidak ada pembatasan. "Jam berapapun bus berangkat kalau sudah penuh. Kami tidak membatasi penumpang," kata Suranto.

Terkait tarif, kata Suranto, pihaknya tetap berpatokan pada PM Nomor 2 Tahun 2016 tentang Tarif Dasar Tarif Batas Atas dan Batas Bawah angkutan penumpang antar kota antar provinsi. Meskipun memakai Dermaga Eksekutif dan lewat tol, tarif Damri tetap mengacu pada SK Direksi Nomor 1211/AA.207/Damri-2019 tentang Penetapan Tarif Angkutan Lebaran Tahun 2019.

Dia mencontohkan, untuk rute Jakarta Gambir-Bandar Lampung, bus Royal Class Rp350 ribu, Eksekutif (Rp285 ribu), dan Bisnis (125 ribu). Dari Bekasi-Bandar Lampung bus Royal Class (Rp355 ribu) dan Bisnis (Rp230 ribu). "Pemesanan tiket mulai meningkat, ini menunjukkan minat naik bus tahun ini diperkirakan naik," kata Suranto. (PRO1)