JAKARTA (Lampungpro.com): Malam Final Lomba Cipta Lagu Pop Daerah Nusantara (LCLPDN 2017) mengenalkan ragam bahasa daerah dan budaya Nusantara melalui medium musik. Penggagas awal LCLPDN Sapta Nirwandar mengatakan, masyarakat Indonesia harus bangga dengan kekayaan budaya yang dimiliki, khususnya bahasa daerah.
Media yang paling mudah untuk memahami bahasa daerah adalah lewat lagu. "Kalau dulu, orang Sunda bisa tahu lagu Batak, orang Jawa tahu lagu Sunda, dan seterusnya. Nah ini kan pengantar medium yang efektif untuk kita memahami, mengerti bahasa daerah itu melalui lagu-lagu," katanya saat ditemui Korpri.id di Gedung Pusat Perfilman Usmar Ismail, Kuningan Jakarta Selatan, Minggu (17/12/17) malam.
Keragaman bahasa daerah itulah yang menjadi ide Sapta menyelenggarakan LCLPDN yang memasuki tahun ke-5 perhelatannya sejak 2012. Mantan Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomoni Kreatif periode 2011-2014 ini menyampaikan, media online sudah semakin canggih harus bisa menyebarkan lagu-lagu pop daerah, untuk menyaingi masuknya budaya populer seperti K-Pop (Korea). "Kalau tidak nanti kita dikuasai K-pop lah, pop lainnya. Nah ini D-Pop, daerah pop," tuturnya sumringah.
Sapta menjelaskan, penyebaran lagu-lagu pada LCLPDN sedang disiapkan untuk menembus dunia digital. Zaman sekarang sudah tidak bisa lagi menyebarkan lagu hanya dengan CD dan DVD. Tujuan LCLPDN, menurut penggagas ide Tour de Singkarak ini, turut memberikan peluang kepada lagu-lagu daerah agar menjadi kebanggaan masyarakat, khususnya generasi muda. "Jangan kalau lagu pop daerah tuh dianggapnya, aduh, kampungan, kurang bagus," kata dia.
Sapta menambahkan, LCLPDN merupakan sumbangsih rekan-rekan alumni SMA 6 Che Yogyakarta. "Mereka yang mengorganize untuk supaya ada sumbangsih dari SMA 6 Che Jogja bahwa ini bagian dari melestarikan budaya kita. Jadi gak hanya kumpul-kumpul, makan-makan, tidur-tidur, ngomong-ngomong," jelasnya.
Sementara itu, menurut laporan yang disampaikan oleh panitia pelaksana Toto saat pembukaan menyampaikan, lomba cipta lagu ini mulai dari pendaftaran sampai ke final, semuanya menggunakan online. Tidak ada campur tangan dari dewan juri. "Jadi menghindari kita untuk tatap muka," kata Toto.
Total jumlah peserta LCLPDN tahun 2017 sebanyak 84 peserta dari 11 provinsi. Semuanya diseleksi oleh dewan juri yang sudah mumpuni dalam musik, yaitu Bens Leo, Trie Utami, Sys NS, Sundari Soekotjo, dan Dwiki Darmawan.
Pada Malam Final Lomba Cipta Lagu Pop Daerah Nusantara (LCLPDN) 2017, 6 provinsi berhasil meraih juara, yaitu: �Juara Harapan III, judul lagu�Bocah Gundul�ciptaan Abdullah Gusti (Tegal, Jawa Tengah), Juara Harapan II, judul lagu�Ambon Panggil Pulang�ciptaan Matakena (Ambon, Maluku).
Kemudian, Juara Harapan I, judul lagu�Kite Indonesia�ciptaan Henrico Seno Putra (Surabaya, Jawa Timur); Juara III, judul lagu�Tiki Botani�di Kota Medan ciptaan David Tarigan (Medan, Sumatera Utara); Juara II, judul lagu�Gugur Gunung�ciptaan Gading Surya Maja (Solo, Jawa Tengah); Juara I, judul lagu�Perahuku�ciptaan Hamdani (Berau, Kalimantan Timur). Kegiatan LCLPDN 2017 didukung oleh Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Kementerian Koperasi dan UKM, BIO Green Science, Sahid Hotel, Gubernur DIY, dan rekan-rekan SMA 6 Che Jogja. (**/PRO2)
Berikan Komentar
Sebagai salah satu warga Bandar Lampung yang jadi korban...
4133
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia