JAKARTA (Lampungpro.com): Gerakan tanah atau longsor masih berpotensi terjadi di sepanjang Pulau Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara hingga Papua pada Maret 2017. "Gerakan tanah masih mungkin terjadi di wilayah Indonesia yang disebabkan curah hujan yang tinggi dengan durasi lama, sifat tanah yang gembur dan menambah beban bila terkena hujan dan drainase yang kurang baik," kata Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Ego Syarial, melalui keterangan tertulis Minggu (5/3/2017).
Ego menjelaskan gerakan tanah longsor terakhir terjadi di Cianjur, Jawa Barat dan Kulonprogo, Jawa Tengah beberapa waktu lalu yang dipicu oleh curah hujan yang tinggi di daerah yang gembur.�Menurut dia, longsor itu berawal hujan deras pada Rabu (1/3/2017), yang menyebabkan tebing setinggi 30 meter di tepi jalan utama tersebut longsor. Material longsor berupa tanah, bebatuan, dan pohon berukuran besar menutup landasan jalan utama.
Ia meminta masyarakat untuk tetap mewaspadai gerakan tanah berupa longsor tersebut karena termasuk bencana yang paling berbahaya dan memakan korban jiwa paling banyak dibandingkan erupsi dan gempa bumi dengan skala besar.�Berdasarkan historis dan penelitian, sejumlah wilayah di Jawa Barat yang tercatat berpotensi memiliki pergerakan tanah yang tinggi, antara lain Kabupaten Bandung Barat, Garut, Tasikmalaya, Cianjur, Sumedang, Bogor, dan Sukabumi.
"Untuk menghindari terjadinya tanah longsor ini, pembersihan material longsoran agar tidak dilaksanakan pada saat dan setelah turun hujan karena dikhawatirkan adanya longsor susulan serta tidak melakukan pemotongan lereng yang dapat memicu longsor," kata Ego.
Sebelumnya, dari Lampung diberitakan Jalan Lintas Barat, tepatnya di Pekon Tebabak, Kecamatan Karyapenggawa, Pesisir Barat, lumpuh total akibat longsor sekitar 50 meter, pukul 05.15 WIB, Sabtu (25/2/2017). Tidak ada korban jiwa, tapi jalur Pesisir Barat-Bengkulu putus total.
Menurut Syaifullah, usai mendapatkan informasi longsor, pihaknya langsung ke lokasi. Bongkahan batu besar menutupi jalan sepanjang sekitar 50 meter. Menurut dia, sekalipun lokasi longsor jauh dari pemukiman penduduk, namun mengganggu arus lalu lintas.�Syaifullah juga meminta agar pengguna jalan bersabar hingga material longsor selesai dibersihkan. Mengingat, ketinggian longsor lebih dari 10 meter. (PRO2)
�
Berikan Komentar
Sebagai salah satu warga Bandar Lampung yang jadi korban...
4136
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia