Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Maantakan Pabukoan, Tradisi Ramadan Perantau Minang di Lampung
Lampungpro.co, 27-May-2018

Amiruddin Sormin 2116

Share

BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.com): Di tengah makin mahalnya harga silaturahim akibat berbagai kemudahan digital, ternyata masih ada warga Lampung yang meneruskan tradisi nenek moyang. Maantakan pabukoan, tradisi warga Minangkabau yang biasa dilakukan di kampung halaman, coba terus dipertahankan Tuti Malano, warga Lampung asal Payakumbuh, Sumatera Barat.

Tradisi maanta pabukoan memang tidak sekental suasana puluhan tahun lalu. Tradisi mengantarkan makanan ke rumah sanak keluarga terutama ke tempat mertua, untuk berbuka puasa masih merupakan tradisi wajib. Di Sumatera Barat ada beberapa tradisi sejenis dengan sebutan menganta konji�(mengantar penganan kolak) dan babuko basamo jo mintuo�(berbuka bersama mertua).

"Tujuannya tetap sama yaitu mendekatkan silaturahmi antara keluarga, anak dengan orang tua, cucu dengan nenek dan istri dengan mertua," kata Tuti Malano, pengusaha Lampung kelahiran Payakumbuh 17 April 1964 ini.

Tradisi ini, kata Tuti, tetap dia pertahankan dan akan turunkan ke generasi berikutnya. Dia memiliki tiga keluarga. Namun karena adiknya tinggal di Yogyakarta dan tak sempat ke Lampung, dia mewakilinya maanta pabukoan ke mertua. "Insya Allah, Kamis besok saya antarkan lagi. Walau di rantau, tradisi nenek moyang ini tetap kami jaga dan lestarikan," kata Tuti Malano.

Dia mengaku tradisi ini didapat semasa kecil. Orang tuanya kadang mengantar lima rantang ke sanak famili. Mengenai isi rantang, Tuti mengatakan ada kalio ayam kampung, gurame goreng, kolak pisang, kolang kaling atau sarikayo, dan nasi lemak ketan.

Meski kini ada antaran layanan online, Tuti mengatakan bukan antaran itu yang pokok, tapi silaturahmi yang tetap harus dipertahankan. "Zaman boleh berubah, teknologi boleh maju, tapi jangan melupakan tradisi yang baik. Apalagi di bulan Ramadan, silaturahmi dan saling berbagi sangat diajurkan," kata Tuti yang juga pengurus Bundo Kandung Provinsi Lampung ini.

Tradisi berbagi itu pun ditularkan lewat organisasi perempuan Minangkabau yakni Bundo Kanduang Provinsi Lampung dan Ikatan Keluarga Tanah Datar. Lewat kegiatan Peduli Kasih Ramadhan, dia bersama pengurus lainnya rutin membagikan nasi kotak dan takjil kepada kaum duafa dan yatim piatu di Bandar Lampung. (PRO1)

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Eva Dwiana Lanjut, Banjir Bandar Lampung Bakal...

Sebagai salah satu warga Bandar Lampung yang jadi korban...

3771


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved