Dokumentasi UTI | Lampungpro.co/Ist

BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.co) : Dosen dan mahasiswa Universitas Teknokrat Indonesia mengembangkan alat untuk mempercepat fermentasi tempat.

Alat ini dipercaya bisa mempercepat proses fermentasi tempe dibanding proses fermentasi secara konvensional yang biasanya memakan waktu 2-3 hari bahkan lebih jika suhu cuaca tidak stabil.

Alat fermentasi ini menerapkan teknologi dengan memanfaatkan lampu sebagai penghangat dan kipas sebagai pendingin.

Alat ini bisa dimonitor secara otomatis yang terhubung menggunakan embedded system mikrokontroler.

Alat ini juga bisa menentukan tingkat kematangan tempe berdasarkan penurunan berat tempe dan gambar visual tempe.

Hasil penelitian yang dilakukan pengujian selama tujuh kali, didapati waktu tercepat fermentasi yaitu 17 jam dan terlama 26 jam. Ini dengan penurunan berat tempe sebesar 5 gram ketika tempe sudah jadi dengan kriteria tempe sudah tumbuh jamur secara merata, tidak berbau, dan tidak busuk.

Penelitian ini melibatkan satu mahasiswa dan dua dosen pembimbing, yaitu Zainal Arifin selaku mahasiswa. Sedangkan dosen adalah Jaka Persada Sembiring, S.Kom., M.Cs dan Elka Pranita, S.Pd., M.T.

Ke depannya, hasil penelitian ini akan dikembangkan dan disempurnakan lagi. Dengan harapan, ke depan bisa diterapkan di pabrik pembuatan tempe untuk membantu memenuhi kebutuhan masyarakat dalam menjalankan usaha UMKM di Bandar Lampung.

Wakil Rektor Dr H Mahathir Muhammad SE MM menyambut baik penciptaanb alat pemercepat fermentasi tempe. Mahathir mendorong dosen dan mahasiswa supaya menyempurnakan alat ini. Sebab, akan banyak pengusaha tempe skala UMKM yang terbantu.

Mahathir menjelaskan, pegiat UMKM di usaha tempe akan terbantu jika alat ini bisa mereka gunakan dalam usahanya. Mahathir ingin lebih banyak inovasi yang diciptakan untuk kemanfaatan buat masyarakat. (***)