BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.co): Pandemi Covid-19 membuat tiga sekawan Sugino Effendi (37), Pipit Piyono (25), dan Yohanes (27), putar otak mencari pekerjaan. Asa pun muncul saat ketiga warga RT 05 RW 02, Tiyuh (Desa) Toto Makmur, Kecamatan Batu Putih, Tulangbawang Barat itu mendapat tawaran bekerja di sebuah proyek di Pontianak, Kalimantan Barat.
Secercah harapan itulah yang membuncah saat ketiganya meninggalkan Bandara Radin Inten II, pada Jumat (8/1/2021) sore. Lamat-lamat ketiganya melihat alam Lampung dari jendela kecil pesawat, untuk terakhir kalinya, menuju Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten.
Sempat menginap sejenak di hotel sekitar Bandara, keesokan harinya, Sabtu (9/1/2021), ketiganya bergegas menuju Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta. Tiket sudah di tangan, nomor kursi ketiganya pun berdekatan.
"Bahkan 10 menit sebelum terbang mereka masih sempat video call dengan keluarga di kampung," kata Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Zahwani Pandra Arsyad saat bersama Tim Trauma dan DVI Biddokes Polda Lampung memberikan pendampingan psikologis kepada keluarga korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air, Senin (11/1/2021).
Namun apa daya, pesawat Sriwijaya Air JT-182 yang menerbangkan asa ketiganya harus pupus di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, saat pesawat Boeing 737-500 berusia 26 tahun itu dinyatakan hilang kontak Sabtu (9/1/2021) siang. Cerita duka pun merebak setelah beberapa serpihan pesawat ditemukan.
Berita duka itu pun menyebar ke Lampung, lantaran di manifest Sriwijaya Air terdapat kode TKG sebagai tanda ketiganya berasal dari penerbangan Lampung. Semuanya pun pupus ditelan laut Kepulauan Seribu.
Setelah memastikan ketiganya berasal dari Lampung, Tim DVI Polda Lampung bergerak ke rumah para ahli waris untuk menjalankan misi antemorten, agar proses postmorten di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, dapat dengan cepat mengidentifikasi ketiganya.
Rencananya, kata Kombes Pandra, enam ahli waris para korban yang terdiri dari istri, adik, dan kakak, akan bertolak ke Jakarta, Selasa (12/1/2021) sore. "Seluruh biaya dan akomodasi ahli waris selama proses indentifikasi ini ditanggung Sriwijaya Air," kata Pandra.
Pihaknya memberikan pendampingan terhadap keluarga dalam menghadapi kecemasan yang mungkin muncul saat masih menunggu kabar kejelasan informasi keberadaan keluarga. "Ada pendekatan khusus kepada para keluarga korban yang sedang menunggu hasil informasi resmi dari DVI," kata Pandra.
Di sisi lain, Ketua Tim Trauma Healing Biro SDM Polda Lampung, AKBP Yuni, mengungkapkan pendampingan dilakukan dengan berkomunikasi secara langsung melalu proses konseling untuk memfasilitasi reaksi emosional. "Seperti ungkapan rasa sedih, cemas, marah dan penuh harap dari keluarga kondisi anggota keluarganya yang hilang," kata Yuni.
Dia menambahkan, layanan dukungan psikososial ini, diharapkan bisa mengurangi beban psikologis keluarga korban agar bisa terus bersabar. "Tetap berdoa yang terbaik akan nasib para keluarganya atas kecelakaan maut itu seraya mempersiapkan kondisi psikologis keluarga korban untuk menghadapi kemungkinan terburuk mengenai kondisi korban," kata Yuni. (PRO1)
Berikan Komentar
Kawan, jangan lupakan jalan pulang: jalan rakyat yang dulu...
6963
Tanggamus
473
Bandar Lampung
705
Kominfo Lampung
497
Bandar Lampung
1391
473
07-Jul-2025
321
07-Jul-2025
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia