SEMARANG (Lampungpro.com): Pernyataan yang dikeluarkan oleh Badan Intelijen Negara (BIN), soal 39 persen mahasiswa yang ada di seluruh perguruan tinggi terkena dampak radikalisme, dibantah Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Muhammad Nasir.
Menristekdikti menegatakan data tersebut tidak valid. "Soal persentasi dari BIN itu data lama," kata Muhammad Nasr, saat kunjungan ke Kota Tegal, Jawa Tengah, Sabtu (5/7/2018), dilansir Gardanas (Grup Lampungpro.com).
Saat ini, kata Nasir, seluruh mahasiswa Indonesia lebih memfokuskan diri pada persaingan global. Sehingga, bukan zamannya lagi mempersoalkan (menganut) paham-paham radikal.
Menurutnya, data yang dirilis oleh Kepala BIN, Budi Gunawan beberapa waktu lalu merupakan data lama. Sebab, jika merujuk ke data terbaru, jumlah mahasiswa yang menganut radikalisem tidak sebesar presentasi tersebut. "BIN itu data lama. Data baru ga ada yah karena sekarang sudah jauh lebih baik. Sampai 10 persen pun tidak," kata dia.
Seperti yang diketahui, berdasarkan survei yang dilakukan BIN pada tahun 2017, didapati sebanyak 39 persen mahasiswa di Indonesia sudah terpapar radikalisme. Bahkan tiga perguruan tinggi sedang mendapat pengawasan khusus, sebab diduga sebagai basis penyebaran paham tersebut. (**/PRO2)
Berikan Komentar
Sebagai salah satu warga Bandar Lampung yang jadi korban...
4123
Lampung Selatan
1269
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia