BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.co): Di tengah memanasnya konflik antara Iran dan Israel sepanjang 2025, muncul pernyataan kontroversial dari Guru Gembul, akademisi dan konten kreator yang populer di media sosial. Dalam beberapa video analisis geopolitik yang diunggahnya, ia menyebut adanya kemungkinan keterlibatan buzzer pro-Israel dan Amerika Serikat di Indonesia, yang turut menggiring opini publik ke arah narasi yang menguntungkan pihak tertentu dalam konflik global.
Dalam video berjudul “Konflik Iran–Israel 2025: Apa yang Tak Pernah Diungkap Media?” yang diunggah ke kanal YouTube pribadinya, Guru Gembul menyatakan; “Perang Iran–Israel ini banyak dikemas seperti teatrikal, agar publik global percaya narasi tertentu yang menguntungkan kekuatan besar.”
Sementara dalam video lain berjudul “Mengenal 7 Lapis Pertahanan Israel”, ia menambahkan, “Israel memiliki jaringan agen di seluruh dunia yang sangat mematikan. Iran hampir mustahil menang melawan Israel.”. (Sumber: Kanal YouTube Guru Gembul, diakses 23 Juni 2025)
Pernyataan ini menuai perhatian karena selaras dengan kekhawatiran sejumlah pihak terhadap munculnya narasi-narasi digital di Indonesia yang membelokkan fokus isu Palestina-Israel ke arah yang menyudutkan perjuangan rakyat Palestina. Dalam konteks ini, beberapa nama publik seperti Permadi Arya alias Abu Janda dan Denny Siregar sering disebut warganet sebagai penyampai opini yang dianggap sejalan dengan perspektif Barat.
Meski belum ada bukti resmi bahwa mereka bekerja untuk pihak asing, kedua tokoh tersebut dikenal aktif di media sosial dengan konten yang mendukung toleransi berbasis negara dan menyudutkan kelompok pro-Palestina yang dianggap radikal. Pernyataan-pernyataan mereka kerap memicu perdebatan, terutama saat konflik Gaza memanas.
Dalam analisis media lain, seperti dilansir Tirto.id dan Republika.co.id, sejumlah LSM dan tokoh yang menerima bantuan asing juga kerap dituduh membawa agenda pro-Barat, meski sebagian tudingan ini bersifat spekulatif dan belum terbukti secara hukum.
Dosen hubungan internasional dari Universitas Paramadina, Rika Mulyani, dalam wawancaranya dengan Kompas.id, menyatakan, “Hari ini kekuasaan tak hanya soal militer, tapi juga wacana. Jika satu kelompok berhasil mengontrol narasi, mereka mengontrol simpati publik.” (Sumber: Kompas.id, 17 Juni 2025)
Hal ini menegaskan bahwa operasi opini atau perang informasi telah menjadi bagian penting dari strategi geopolitik global. Konten-konten yang menyudutkan perjuangan Palestina atau menormalkan tindakan militer Israel patut dicermati lebih jauh oleh masyarakat.
Redaksi Lampungpro.co memandang penting untuk menyampaikan bahwa masyarakat harus kritis dalam menerima informasi dan tidak langsung terpengaruh oleh opini yang tidak berimbang. Dalam konteks diplomasi, Indonesia tetap menjadi negara pendukung Palestina sesuai amanat konstitusi dan sikap luar negeri bebas aktif. (***)
Editor: Amiruddin Sormin Laporan: Tim Redaksi
#Berikan Komentar
Bandar Lampung tak kekurangan dana, tapi mungkin kekurangan visi....
4026
Lampung Utara
626
227
24-Jun-2025
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia