BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.com) : Kembali persoalan uang muka/down payment (DP) dari para pedagang Pasar Smep yang telah disetorkan ke PT Prabu Artha Developer mengemuka. Pasalnya, hingga kini belum ada titik terang antara pedagang dan pengembang meskipun persoalan ini sudah dilaporkan ke polisi.

Samsu Rizal salah satu pedagang mengatakan, ia telah membayar uang muka sebesar Rp250 juta, dengan harga kios Rp900 juta. Kemudian sisanya Rp200 juta akan dibayarkan pada 15 Agustus 2013 silam, dan sebesar Rp450 Juta akan dibayarnya setelah ia menerima kunci dari pengembang. Surat tersebut juga dilengkapi materai 6000 disertai tandatangan antara ia dan PT Prabu Artha Developer.

"Semua surat asli lengkap ada dan masih saya pegang, dan sudah saya laporkan sebagai bukti laporan. Saya laporkan ke Polresta dengan nomor laporan TBL/B-1/1945/IV/2018/LPG/RESTA BALAM tertanggal 25 April 2018. Tetapi sampai sekarang laporan saya tidak ada kejelasan, pihak Polresta juga belum memanggil saya lagi," kata dia.

Menurutnya, jika ada LBH yang bersedia mendampingi kasusnya. Maka persoalan ini akan ia bawa ke proses hukum yang lebih tinggi. Ia mengaku siap melapor ke pusat didampingi LBH. Tapi, sayang hanya sebagian pedagang yang berniat melapor. "Cuma sebagian saja, padahal yang tertipu itu banyak," ujar dia.

Sementara, Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bandar Lampung, Alian Setiadi mengatakan, ia meminta kepada para pedagang untuk datang ke kantor LBH Bandar Lampung jika ingin membawa persoalan ini ke pusat. Ia ingin memusyawarahkan terlebih dahulu seperti apa persoalan yang sebenarnya terjadi di Pasar Smep.

"Sudah seharusnya persoalan Pasar Smep ini dibawa ke ranah hukum. Sudah lama pembangunan pasar itu belum juga selesai. Kami dari dulu membuka posko untuk pedagang pasar ini tapi tidak ada yang melapor," kata dia.(REKANZA)