Atlet Wushu Lampung Saat Tampil di PON Beladiri 2025 | Lampungpro.co

BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.co): Tindakan sportif dilakukan Pengurus Provinsi (Pengprov) Wushu Indonesia (WI) Lampung, menanggapi kegagalan atletnya di Pekan Olahraga Nasional (PON) Beladiri 2025 di Kudus, Jawa Tengah.

Ketua Umum Pengprov WI Lampung, Indra Halim mengatakan, posisi Lampung memang tidak mendapatkan medali, namun ada optimisme yang bisa tetap dibangun untuk para atlet yang sudah bertarung di PON Beladiri 2025.

"Memang kami tidak mendapatkan medali, tapi ada beberapa hal yang kami catat dan siapkan untuk pembinaan atlet muda di Lampung. Tim kami sudah mengamati sejauh ini atlet Lampung ke depan, dan masih memiliki harapan untuk bisa bersaing," kata Indra Halim dalam keterangannya, Jumat (31/10/2025).

Menurut Indra Halim, Pengprov WI Lampung pasti akan melakukan evaluasi yang mendalam dengan capaian ini, karena ke depan masih ada banyak even yang akan digelar di Indonesia.

"Tentu kami memiliki tanggung jawab dan kewajiban untuk membina atlet berkelanjutan. Oleh karenanya, kami juga terus terfokus pada atlet-atlet usia dini dan junior, karena waktu terus berjalan dan kami harus terus berbenah untuk berprestasi tentunya," ujar Indra Halim.

Selama ini, wushu dikuasai oleh Jawa Timur, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat, Bali, Sumatera Utara, dan beberapa daerah lain mulai muncul seperti Jambi.

Indra menyebut, atlet Wushu Lampung yang sebenarnya tampil sangat baik dan memberikan harapan besar meraih medali, namun masih belum mampu menandingi kepiawaian para atlet wushu dari pulau Jawa dan Bali.

Dari 37 medali emas yang diperebutkan, Jawa Timur memborong 13 medali emas, DKI Jakarta 11 Emas, dan Jawa Tengah lima emas. Sementara Sumatera Utara, Jawa Barat, dan Bali masing-masing dua emas, serta satu emas diperoleh Jambi.

Lampung di PON Beladiri 2025, mengirimkan lima atlet yang turun di tiga nomor dari Tau Lo Kan Quan, Tau lo Taiji Quan, dan Sanda (tarung). Pada perjalanannya, Fajar Pratama, M. Evan Ristino Pambudi, Gracelyne Angelica Wijaya, Friskila Putri Nadapdap, dan Azahro harus mengakui kekuatan lawan-lawannya. (***)

Editor : Febri Arianto