Anggota P3A keluhkan kesejahteraan

BANDAR LAMPUNG (Lampro): Perwakilan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Kabupaten Lampung Timur, menuntut kesejahteraan dan keamanan, serta kenyamanan dalam bekerja.

"Kami adalah pelaku yang ada di tingkat bawah yang mempunyai petugas ili-ili. Tanpa gaji, sehingga tugas kami mengatur, mengelola sampai padi di sawah panen, kata Ketua Induk P3A Daerah Irigasi, Winardi, di hadapan anggota Komisi II DPRD Lampung, di ruang rapat Komisi, Rabu (18/1/2017).

Menurut dia, selama ini, perhatian Pemkab  Lampung Timur belumlah maksimal, bahkan jauh dari layak. Karena, dari total 109.800 petani pemakai air di Lampung Timur, dengan jumlah penguru P3A di tingkat desa 183 orang, hanya mendapat insentif Rp1 juta untuk operasional setahun dalam satu kelompok yang beranggotakan 9 orang. 

"Ini tentunya belumlah maksimal, karena tugas dan tanggung jawab kami sangatlah besar. Belum lagi ancaman kemanan dari oknum yang mengaku LSM dan sejenisnya," kata dia.

Sementara, Anggota Komisi II DPRD Lampung Mingrum Gumay mengatakan akan menindaklanjuti pengaduan perwakilan masyarakat Lampung Timur.

Ya, sesuai kapasitas Komisi II, kami akan seger menindaklajuti laporan P3A tadi. Kami siap mendukung. Jika dipandang perlu komisi II akan langsung turun ke lapangan," kata dia.

Namun, yang menjadi catatan utama dari laporan teman-teman P3A adalah soal kesejahteraan dan penegakan hukum yang seadil-adil kepada para oknum yang mengatasnamakan LSM dan lain sebagainya.

"Pemprov ada dinas yang keterkaitan dengan pangan. Ke depan paling tidak mengusulkan agar P3A mendapat insentif. Dan monitoring yang dilakukan harus mendengarkan keluhan dan segera dikoordinasikan dengan institusi lain," kata dia.

"Artinya, kita segera berkoordinasi dengan pemerintah dan berharap aparat keamanan memperhatikan keluhan perwakilan P3A. Jangan sampai masalah ini mengancam ketahanan pangan, kata Mingrum. (*)