BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.com): Ketua Forum Koordinasi Penanggulangan Terorisme (FKPT) Provinsi Lampung, Abdul Syukur, mengatakan pelaku radikalisme dan terorisme di Provinsi Lampung rata-rata berusia muda mulai 15-40 tahun. Para pelaku umumnya minim pehamanan, sehingga mudah diprovokasi.

Salah satu bentuk penyebaran radikasilasi dant terorisme tersebut disebarkan melalui media. "Saya berharap bekerja secara profesional, independen, dan kompeten, dan ikut menangkal penyebaran radikalisme dan terorisme. Sebarkan berita yang membawa rahmat bagi masyarakat," kata Abdul Syukur pada acara literasi media sebagai upaya cegah dan tangkal radikalisme dan terorisme di masyarakat, di Hotel Sheraton, Bandar Lampung, Kamis (18/5/2017).

Acara dibuka Direktur Intelijen dan Keamanan (Intelkam) Polda Lampung Kombes Pol. Amran Ambulempang. Pembicara antara lain Imam Wahyudi, anggota Dewan Pers dan Ketua Komisi Pengaduan Masyarakat dan Penegakan Etika Pers Dewan Pers 2016-2019.

Radikalisme dan terorisme yang tumbuh di kalangan pemuda, menurut Abdul Syukur, menjadi perhatian FKPT sejak 2013. Sejumlah penelitian dilakukan untuk memetakan potensi dan sebaran radikalisme dan terorisme di Lampung. Pada 2013, penelitian FKPT Lampung berhasil memetakan pergerakan pemuda yang radikal, moderat, dan menyimpang.

Penelitian serupa juga berlangsung 2014 yang menghasilkan pemetaan potensi radikalisme dan pada 2015 menghasilkan pemetaan dan pencegahan radikalisme dan terorisme di Lampung. "Alhamdulillah hasil penelitian FKPT Lampung berhasil meraih juara pertama dari 32 FKPT se-Indonesia. Ini artinya, Lampung memiliki database yang kuat soal radikalimen dan terorisme," kata Abdul Syukur.

Radikalisme dan Terorisme, menurut Kombes Amran Ambulempang, ada dan tumbuh di tengah masyarakat. Untuk itu, diperlukan upaya bersama dalama menigkatkan deradikalisme. (PRO1)

�