BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.com): Penderita Thalassemia (kekurangan sel darah merah) di Lampung terdata 174 orang. Hal ini disampaikan aktivis Thalassemia Assistance Lampung dr Chovi pada peringatan World Thallasemia Day di Dawiels Cafe, Sabtu (6/5/2017) sore. Acara itu dihadiri Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Lampung dr Aditya M Biomed, Ketua Perhimpunan Orangtua Penderita Thalassemia Indonesia (POPTI) Bandar Lampung Fajar, penderita thalassemia (Taller) Hadi.

Chovi dalam pesan pembukanya mengatakan ketika seseorang mengalami thalassemia maka akan susah mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Untuk orang normal jika sel darah merah berusia 120 hari, maka penderita thalassemia memiliki sel darah merah dengan usia 30 hari. Oleh sebab itu setiap bulan harus melakukan tranfusi darah. 

Sementara itu, ketua PMI Lampung Aditya mengungkapkan thalassemia merupakan penyakit genetik terbanyak di dunia. "World Health Organization (WHO) mendata bahwa ada 4,5 persen sampai 5 persen penderita thalassemia di dunia," ujar Aditya.

Untuk di Indonesia penderita thalassemia terbanyak di Nusa Tenggara Barat sebanyak 8 persen. Aditya mengimbau kepada orang normal agar sering mendonorkan darah. Hal ini karena ketika usia sel darah sudah lebih dari 120 hari maka akan dihancurkan. Ia menerangkan PMI Lampung hanya memiliki 129 kantong darah setiap bulan, sedangkan kebutuhan transfusi darah sangat banyak. Daripada mubazir, lebih baik donorkan, banyak yang membutuhkan," ujar Aditya. (EZAL/PRO2)