BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.co) : Pengelolaan sampah organik kini memiliki solusi inovatif dengan memanfaatkan larva lalat tentara hitam (Black Soldier Fly/BSF) atau Hermetia illucens L. Larva ini mampu mengolah berbagai jenis sampah organik, seperti limbah rumah tangga, dapur, pertanian, dan industri, serta kotoran hewan dan manusia, menjadi biomassa bernilai tinggi sebagai pakan ternak.
Melia Afnida Santi, S.Pt, M.Si, seorang peneliti dari Program Studi Teknologi Pakan Ternak, Jurusan Peternakan, Politeknik Negeri Lampung (Polinela), memimpin tim peneliti dalam proyek yang didanai oleh DIPA Politeknik Negeri Lampung Tahun Anggaran 2024. Penelitian ini bertajuk “Efektivitas Limbah Organik Terfermentasi sebagai Substrat Pertumbuhan Larva Hermetia illucens dan Pupuk Organik Cair sebagai Hasil Sampingan menuju Zero Waste”.
Penelitian yang berlangsung dari Mei hingga Juli 2024 ini bertujuan menciptakan pakan alternatif berbasis protein hewani dan mengolah sampah organik demi mencapai konsep zero waste. Tim peneliti yang terdiri dari beberapa dosen, yaitu Dr. Heni Suryani, S.Pt, Kunaifi Wicaksana, S.Pt, M.Si., Harfina Rais, S.Pt, M.Si., dan Dina Tri Marya, S.Pt, M.Si, dibantu oleh dua mahasiswa, serta melibatkan mitra dari Gubuk Usaha Maggot STBM Desa Renggas Jati, Kecamatan Tanjung Bintang, Lampung Selatan.
Dalam penelitian ini, limbah sayur dan buah dari pasar tradisional digunakan sebagai media pertumbuhan maggot BSF. Limbah tersebut difermentasi menggunakan Effective Microorganisms 4 (EM4) dan molasses.
“EM4 digunakan untuk mempercepat pembusukan bahan organik, sedangkan molasses berfungsi sebagai sumber energi bagi mikroorganisme yang berperan dalam fermentasi,” jelas Melia Afnida dalam rilisnya kepada Lampungpro.co, Kamis (22/8/2024).
Penelitian ini bertujuan memanfaatkan limbah pasar yang melimpah sebagai media pertumbuhan maggot BSF. “Hasil utamanya adalah produksi maggot BSF yang dapat digunakan sebagai pakan ternak, menggantikan tepung ikan sebagai sumber protein,” tambahnya.
Selain itu, sisa fermentasi limbah sayur dan buah diolah menjadi Pupuk Organik Cair (POC) yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan dapat meningkatkan pendapatan petani dan peternak. Tim peneliti mengamati berbagai parameter pertumbuhan larva BSF, seperti laju pertumbuhan, berat rata-rata, masa perkembangan, kelangsungan hidup, dan efektivitas fermentasi dalam meningkatkan kualitas POC. Kandungan nitrogen (N) dan karbon organik (C-organik) dalam POC juga diukur untuk menilai kualitas pupuk yang dihasilkan.
Dr. Heni Suryani menambahkan, pemanfaatan larva Hermetia illucens sebagai agen biokonversi sampah organik tidak hanya berkontribusi terhadap pengelolaan limbah yang lebih ramah lingkungan, tetapi juga membuka peluang baru dalam penyediaan bahan pakan alternatif yang lebih murah dan berkelanjutan.
Pendekatan zero waste yang diterapkan menunjukkan potensi besar dalam mengurangi pencemaran lingkungan dari limbah pasar tradisional, serta memberikan nilai ekonomi tambahan bagi masyarakat. "Hasil penelitian ini diharapkan dapat diimplementasikan secara luas di sektor peternakan dan pertanian sebagai bagian dari upaya mengurangi dampak negatif limbah organik terhadap lingkungan," ujar Dr. Heni Suryani.
Dengan inovasi ini, Politeknik Negeri Lampung semakin memperkuat perannya sebagai pusat pengembangan teknologi terapan yang memberikan solusi nyata bagi masalah lingkungan dan industri di Indonesia. (**)
Berikan Komentar
Saya yakin kekalahan Arinal bersama 10 bupati/walikota di Lampung...
1218
Lampung Selatan
3826
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia