Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Penemu 'Bug' di Aplikasi Tokopedia dan Instagram Ternyata Alumni Universitas Teknokrat Indonesia
Lampungpro.co, 10-Jul-2020

Heflan Rekanza 3076

Share

Muhammad Thomas Fadhila  yang merupakan alumni prodi Informatika Universitas Teknokrat Indonesia | Ist/Lampungpro.co

BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.co) :  Universitas Teknokrat Indonesia sebagai salah satu Perguruan Tinggi Swasta (PTS) terbaik di Provinsi Lampung  telah banyak meluluskan para alumni yang berprestasi. Salah satunya adalah Muhammad Thomas Fadhila  yang merupakan alumni prodi Informatika Universitas Teknokrat Indonesia. Alumni yang ahli dalam Teknologi Informasi ini berhasil menemukan bug di Tokopedia dan Instagram.

Thomas sapaan akrabnya mengaku tak mudah meraih prestasi tersebut banyak sekali hal yang harus dihadapi. Alumni Universitas Teknokrat Indonesia 2019 ini sekarang bekerja di Payfazz (PT PAYFAZZ Teknologi Nusantara) sebagai Application Security Engineer, tugasnya kurang lebih sama seperti bug hunter.

Menurut, dia tak ada sistem yang 100 persen aman. Begitulah prinsip yang berlaku di kalangan praktisi teknologi informasi. Kemungkinan adanya celah keamanan yang disebut bug bisa saja terjadi. Petaka pun mengintai jika celah itu ditemukan oleh orang berniat jahat, bisa jadi datanya dicuri, atau bahkan dijadikan sandera untuk mendapatkan uang tebusan.

Thomas Fadhila melakoni pekerjaan bug hunter atau pemburu celah keamanan. Thomas pernah menemukan celah keamanan antara lain di Instagram dan platform e-commerce Tokopedia. Dalam kasus Instagram, pada November 2019, Thomas menemukan ada yang tak beres pada aplikasi milik Facebook itu. Bagaimana tidak, pengguna masih mendapat kiriman notifikasi jika ada pesan masuk meskipun telah logout dari aplikasi. Tak hanya itu, jika ada panggilan video call pun masih dikirim notifikasinya.

Temuan itu pun dilaporkan Thomas ke Instagram. Rupanya, saat itu memang ada cacat pada kode miskonfigurasi session Instagram. Pihak Instagram sendiri tak menyadari adanya cacat itu sebelum dilaporkan oleh Thomas. Selang dua bulan setelah Thomas melaporkannya, pada 27 Januari 2020, Facebook selaku pemilik Instagram menyatakan laporan itu valid. Thomas pun mendapat hadiah sebesar US$ 750, setara Rp10,7 juta.

Sebelumnya, pada Februari 2019, Thomas juga menemukan cacat pada pemberian likes/suka pada ulasan produk yang dijual di  Tokopedia. Cacat itu bisa memungkinkan seseorang mengubah jumlah bintang yang diberikan pengguna atas layanan mitra Tokopedia.

Atas temuan itu, Tokopedia mengganjar Thomas dengan sertifikat dan hadiah senilai Rp 2 juta. Terkait hadiah ini, kata Thomas, nilainya tergantung pada dampak yang bisa ditimbulkan oleh kerentanan keamanan itu. Semakin besar dampaknya, maka semakin tinggi hadiah yang diberikan.

Sebaliknya, ia bisa jadi kesal bukan kepalang jika sudah susah payah berusaha menemukan sebuah bug, ternyata sudah dilaporkan oleh orang lain. Namun begitu, Thomas tak menyerah. Biasanya, ia akan segera melupakannya dan melanjutkan misi untuk menemukan celah keamanan pada platform lain. (RLS/PRO2)

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
TPA Sampah Bakung Disegel, Pemkot Bandar Lampung...

Pemkot Bandar Lampung tak perlu cari TPA baru sebagai...

513


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved