Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Pengabdian Kepada Masyarakat, Dosen Polinela Ubah Limbah jadi Bio-Briket Ramah Lingkungan
Lampungpro.co, 06-Aug-2025

Sandy 525

Share

Tim dosen Polinela beri pengetahuan pembuatan Bio-Briket dalam pengabdian kepada masyarakat | LAMPUNGPRO.CO/Ist

PESAWARAN (Lampungpro.co) : Inovasi energi terbarukan terus menggema dari desa-desa di Lampung. Kelompok Wanita Tani (KWT) Sekar Melati di Kabupaten Pesawaran menjadi pelopor dalam mengubah limbah pertanian menjadi bio-briket yang ramah lingkungan. Inisiatif ini lahir dari kolaborasi bersama tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Politeknik Negeri Lampung (Polinela).

Program ini dipimpin oleh Maryanti, S.TP., M.Si., bersama sejumlah dosen lintas program studi Polinela, yakni Dr. Widia Rini Hartari, S.TP., M.Si., Febrina Delvitasari, S.TP., M.Si., Dr. Zukryandry, S.T., M.Si., Ir. Ersan, M.T.A., Putri Mariksa Fahmi, M.P., Ir. Martina Anggi Silova, S.T., M.T., Retno Wulansari, M.Agr., serta Zuhrotul Mujayyanah, S.Tr.P., M.T.P.

Kegiatan pengabdian ini merupakan bagian dari komitmen Polinela dalam menerapkan ilmu terapan untuk menjawab persoalan nyata di tengah masyarakat. Dengan pendekatan partisipatif dan penerapan teknologi tepat guna, tim dosen Polinela berhasil mentransfer pengetahuan dari kampus ke desa, menjadikan bio-briket sebagai solusi alternatif atas permasalahan energi sekaligus penguatan peran perempuan dalam pembangunan berkelanjutan.

Bio-briket yang dikembangkan berasal dari limbah pertanian seperti sekam padi, cocopeat, dan batok kelapa. Limbah-limbah tersebut diolah menjadi bahan bakar padat yang efisien, rendah emisi karbon, dan ramah lingkungan.

Melalui pelatihan dan pendampingan intensif, anggota KWT Sekar Melati kini telah mampu memproduksi bio-briket secara mandiri. Produk ini diharapkan dapat menjadi bahan alternatif dan membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat desa.

“Inovasi ini bukan hanya mengurangi ketergantungan terhadap LPG, tapi juga memberi nilai ekonomi dari limbah yang sebelumnya tidak dimanfaatkan. Kami berharap ini menjadi contoh nyata ekonomi sirkular di desa,” ujar Maryanti dan Dr. Zukryandry dalam salah satu sesi pelatihan.

Dr. Widia Rini Hartari dan Febrina Delvitasari menambahkan, bio-briket yang dihasilkan memiliki nilai kalori tinggi dan mampu bersaing dengan produk sejenis. Selain itu, penggunaan bio-briket juga mengurangi polusi udara akibat pembakaran terbuka yang masih sering terjadi di lahan pertanian.

Ketua KWT Sekar Melati menyambut positif program ini dan berkomitmen mendukung pengembangan bio-briket ke desa-desa lain di Kabupaten Pesawaran. Ia bahkan menilai bio-briket berpotensi menjadi produk unggulan desa yang dapat masuk dalam katalog e-commerce UMKM binaan pemerintah daerah.

“Inovasi bio-briket ini bukan hanya menciptakan solusi energi alternatif, tapi juga membuka jalan menuju kemandirian ekonomi perempuan serta pelestarian lingkungan pedesaan,” ujar Ir. Ersan, M.T.A., mewakili tim dosen Polinela.

Melalui sinergi antara akademisi, masyarakat, dan pemerintah lokal, program ini menunjukkan bahwa solusi atas tantangan global seperti energi bersih dan pemberdayaan ekonomi bisa dimulai dari desa. (***)

https://bpjslampung.org/

Editor : Sandy

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Sampai Kapan Pasien di Lampung Dicekoki Obat...

Tanpa alternatif pengobatan yang beragam, pasien di Lampung akan...

2631


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved